Buaya 585 Kg Mati di Riau: Perut Berisi Karung Goni, Pisau hingga TV
Seekor buaya seberat 585 kilogram (Kg) dengan panjang 5,7 meter mati di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Buaya tersebut sempat menjalani perawatan di penangkaran sejak 1 November 2025.
Dalam perut buaya itu ditemukan 20 kantong plastik, karung goni, tutup minuman kemasan, pisau kecil lengkap dengan gagangnya, dan mata tombak. Bahkan, ada juga tabung televisi lama.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Inhil Junaidi menjelaskan kematian buaya raksasa dari Sungai Undan, Kecamatan Reteh, tersebut diketahui setelah dilakukan observasi oleh personel pada Kamis (20/11). Observasi dilakukan dikarenakan infeksi akibat luka lecet di kedua kaki dan tangan buaya.
"Kematian buaya dilaporkan setelah personel kita melakukan observasi tadi. Karena tak ada tanda-tanda bergerak, lalu dilakukan pengecekan ternyata sudah mati," kata Junaidi di Tembilahan, seperti dikutip Antara, Jumat (21/11).
Selain ituselama 20 hari di tempat penangkaran, buaya tersebut juga tidak mau makan meski sudah diberi makanan.
Sebelumnya buaya itu ditangkap warga di Desa Sungai Undan, Kecamatan Reteh, Kabupaten Inhil pada 1 November lalu. Sehari kemudian hewan reptil super jumbo tersebut dievakuasi menggunakan mobil kabin ganda melalui jalur darat selama sembilan jam. Buaya ditempatkan di penangkaran sementara di kawasan DPKP Jalan SKB, Tembilahan.
DPKP telah melaporkan kematian buaya itu ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI, serta Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSDPL) Padang, termasuk Loka Kawasan Perairan Nasional Pekanbaru Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
DPKP Inhil kemudian mengirim bangkai buaya besar ke lembaga konservasi di Jakarta untuk diawetkan. Lembaga tersebut berada di bawah binaan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
"Pengiriman bangkai buaya itu atas permintaan lembaga tersebut untuk preparasi dan diawetkan," kata Junaidi, Minggu (23/11).
Bangkai buaya besar tersebut, kata dia, dibawa menggunakan mobil boks pendingin agar tidak terjadi pembusukan. Bangkai buaya yang sudah dibungkus plastik tersebut dibawa pada Jumat (21/11) pukul 21.00 WIB.
Junaidi mengatakan, sebelum bangkai buaya yang diberi nama "si undan" itu di bawa ke Jakarta, personel DPKP Inhil terlebih dahulu mengeluarkan isi perutnya. "Ternyata isinya mengejutkan mulai dari plastik, elektronik, hingga benda tajam," ujarnya.
Menurut dia, isinya ada 20 kantong plastik, karung goni, tutup minuman kemasan, pisau kecil lengkap dengan gagangnya, dan mata tombak. Bahkan, ada juga pecahan tabung televisi lama.
Semua benda yang ditemukan di perut buaya tersebut masih utuh. Namun, tidak ada satu pun tulang belulang hewan atau manusia.
"Kemungkinan benda-benda yang tidak bisa dicerna itu penyebab buaya tersebut mati. Bayangkan saja plastik ada 20 kantong, serta karung goni, pisau, mata tombak, dan tabung televisi," kata Junaidi.
(antara/detik)