Wamendagri Jawab Kritik Soal Rektor IPDN Studi Banding ke Cambridge

CNN Indonesia
Rabu, 26 Nov 2025 04:55 WIB
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya mengatakan studi banding Rektor IPDN Halilul Khairi ke Universitas Cambridge, Inggris memang penugasan dari Kemendagri.
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya mengatakan studi banding Rektor IPDN Halilul Khairi ke Universitas Cambridge, Inggris memang penugasan dari Kemendagri. (Dok. Kemendagri).
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya buka suara tentang studi banding Rektor IPDN Halilul Khairi ke Universitas Cambridge, Inggris yang sempat diprotes dalam rapat kerja di Komisi II DPR, Selasa (25/11).

Bima menyebut studi banding tersebut merupakan program dari Kementerian dalam Negeri (Kemendagri) atas arahan Menteri Tito Karnavian.

"Jadi ini adalah program Kemendagri atas arahan dari Bapak Mendagri," kata Bima dalam rapat tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, 1.000 praja atau lulusan IPDN setiap tahunnya lulus dan bertugas di seluruh Indonesia. Menurut dia, lewat program itu, pihaknya berharap agar kemampuan para lulusan IPDN tak terbatas pada pemerintahan.

"Ada keperluan untuk urban design, accounting, data science, dan lain-lain. Ini keniscayaan ke depan. Dan untuk belajar itu, enggak mungkin tanpa penguasaan bahasa Inggris," katanya.

Selain itu, terang Bima, setelah melalui pembahasan, pihaknya memutuskan untuk menjajaki kerja sama dengan Cambridge. Bukan untuk dosen belajar bahasa Inggris, tapi untuk membangun sistem dari Cambridge.

"Agar terbangun satu sistem di mana lulusannya, memenuhi standard eligible itu. Bukan untuk skor IELTS, TOEFL, dan lain-lain. Jadi, saya kira ini kunjungan yang sangat bisa dijelaskan," kata Bima.

"Dan ini juga atas seizin Sesneg, kalau kami para Wamen enggak pergi, Pak. Jadi yang pergi Pak Rektor," imbuhnya.

Dalam rapat, Anggota Komisi II DPR dari Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengkritik program studi banding yang dilakukan Rektor IPDN ke Universitas Cambridge, Inggris. Jazuli menilai studi banding itu tak relevan dengan tugas IPDN, apalagi kunjungan kerja (kunker) DPR ke luar negeri juga tengah dalam moratorium.

"Jangan sampai Pak Wamen tadi jelaskan, Rektor IPDN studi banding ke Cambridge. DPR aja dibatalin semua kunjungan ke luar negerinya. Ini rektor IPDN ke Cambridge," kata Jazuli.

"Padahal IPDN itu bakal jadi camat, bakal jadi apa gitu. Apa urusannya sama Cambridge. Apa urusannya sama Cambridge," imbuhnya.

(thr/dhf)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER