Update Banjir Kepung Wilayah Sumut: 17 Orang Meninggal Dunia

CNN Indonesia
Rabu, 26 Nov 2025 13:47 WIB
Banjir dan longsor kepung wilayah Sumatera Utara. (CNN Indonesia/Farida)
Medan, CNN Indonesia --

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir dan longsor menerjang tujuh kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut). Bencana tersebut terjadi akibat hujan deras yang dipicu Siklon Tropis KOTO yang berkembang di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B yang terpantau di Selat Malaka.

Berdasarkan catatan, hingga kini 17 warga dilaporkan meninggal dunia sedangkan puluhan orang lainnya mengalami luka luka.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan ada 4 kabupaten/kota yang diterjang longsor dan banjir secara bersamaan yakni Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan.

Sementara itu tiga wilayah lain seperti Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Mandailing Natal dan Nias Selatan hanya terendam banjir.

"Selain 17 korban jiwa, peristiwa ini juga mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat," kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/11).

Hasil laporan sementara yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Rabu (26/11), pukul 07.00 WIB, dari Kabupaten Sibolga, cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan deras dalam durasi lebih dari dua hari telah memicu terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.

"Wilayah yang terdampak banjir ini meliputi Kelurahan Angin Nauli di Kecamatan Sibolga Utara, Kelurahan Aek Muara Pinang dan Aek Habil di Kecamatan Sibolga Selatan, Kelurahan Pasar Belakang dan Pasar Baru di Kecamatan Sibolga Kota," ujarnya.

Banjir mengalir cukup deras dan menghantam rumah, menyeret kendaraan hingga infrastruktur lain yang dilewatinya. Arus juga membawa material seperti lumpur, batang pohon, puing bangunan dan sampah rumah tangga.

"Sementara untuk tanah longsor, wilayah terdampak meliputi Kelurahan Angin Nauli, Simare-mare, Sibolga Hilir, Hutabarangan, Huta Tonga dan Sibual-buali di Kecamatan Sibolga Utara," jelasnya.

Kemudian Kelurahan Parombunan dan Aek Mani di Kecamatan Sibolga Selatan, Kelurahan Pancuran Bambu, Pancuran Dewa dan Pancuran Kerambil di Kecamatan Sibolga Sambas. Selanjutnya Kelurahan Pasar Belakang, Pasar Baru dan Pancuran Gerobak di Kecamatan Sibolga Kota.

"Dari bencana ini, satu warga mengalami luka-luka dan telah mendapatkan perawatan oleh tim kesehatan. Kerugian material untuk sementara mencakup 3 unit rumah terdampak termasuk 1 ruko. Beberapa akses jalan juga terdampak sehingga mengganggu mobilisiasi warga," paparnya.

Dari data yang dirilis Polda Sumut, di Kota Sibolga tercatat 5 orang meninggal dunia dan 4 orang lainnya masih dalam pencarian.

Terpisah di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, bencana banjir dan tanah longsor telah menyebabkan 8 orang meninggal dunia, 58 luka-luka dan 2.851 warga terpaksa harus mengungsi.

"Hasil kaji cepat sementara, dua bencana ini telah berdampak di 11 kecamatan yang meliputi Sipirok, Marancar, Batangtoru, Angkola Barat, Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tanah Timbangan dan Angkola Muaratais," urainya.

BPBD Tapanuli Selatan bersama tim gabungan mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup sejumlah akses jalan warga. Sementara itu, sebanyak 50 unit rumah terdampak dan dua jembatan terputus akibat banjir serta tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Utara.

"BPBD dan tim gabungan melakukan pendataan dan merekomendasikan jalur alternatif Pangaribuan-Silantom sebagai akses jalan sementara," ungkapnya.

Kemudian di wilayah Tapanuli Tengah, sebanyak 1.902 unit rumah terdampak banjir di 9 kecamatan, antara lain Kecamatan Pandan, Sarudik, Badiri, Kolang, Tukka, Lumut, Barus, Sorkam dan Pinangsori.

BPBD Tapanuli Tengah dan tim gabungan mendirikan tenda pengungsi serta mendistribusikan bantuan sembako kepada warga terdampak. Seluruh pendataan seperti jumlah warga dan wilayah terdampak bersifat sementara. Data masih berpotensi mengalami perkembangan sesuai dari hasil kaji cepat lanjutan di lapangan.

Berdasarkan data dari Polda Sumut, 4 orang meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor tepatnya di Dusun 1 Desa Mardame. Dengan begitu, hingga kini tercacat totalnya 17 orang meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor.

Namun begitu, data disampaikan BNPB bersifat sementara dan masih berpotensi mengalami perkembangan sesuai dari hasil kaji cepat lanjutan di lapangan. BNPB terus memonitor perkembangan situasi di wilayah Tapanuli Raya serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk percepatan penanganan darurat.

"BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih dapat berlangsung dalam beberapa hari ke depan," bebernya.

(fnr/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK