Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno memimpin rapat koordinasi tingkat menteri percepatan penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Aceh, Kamis (27/11).
Dari pantauan, rapat digelar di gedung Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) di Jakarta Timur.
Selain Pratikno, dalam rapat juga hadir Kepala Basarnas Marsdya Mohammad Syafii dan Wamen PU Diana Kusumastuti. Rapat juga digelar secara daring. Terlihat di layar Kepala BNPB Letjen Suharyanto juga hadir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bencana alam banjir sebelumnya dilaporkan meluas hingga 12 kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut).
Berdasarkan data terbaru dari Polda Sumut, jumlah korban meninggal dunia saat ini mencapai 34 orang, dan 52 orang lainnya masih dalam pencarian.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan 12 kabupaten kota yang terdampak banjir dan longsor yakni Kabupaten Madina, Nisel, Pakpak Bharat, Kabupaten Sergai, Tapteng, Tapanuli Utara, Nias, Tapsel, Humbahas, Padangsidimpuan, Kota Sibolga, dan Langkat.
Sementara itu, sebanyak 97.384 warga Aceh terdampak banjir yang melanda wilayah itu sejak sepekan terakhir dan 13.174 di antaranya mengungsi karena rumah mereka terendam air.
Data yang dihimpun CNNIndonesia.com dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Kamis (27/11), banjir terparah terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang. Di daerah itu 9.274 warga mengungsi karena debit air hingga saat ini belum surut.
Tidak hanya itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam Sumatera Barat menyatakan sebanyak 135 kepala keluarga warga Nagari atau Desa Malalak Timur, Kecamatan Malalak mengungsi dampak banjir bandang melanda daerah itu, Rabu (26/11) sore.
"Ke 135 kepala keluarga mengungsi di empat lokasi dan ini merupakan data sementara," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam Abdul Ghafur mengutip Antara, Kamis (27/11).
Di Kota Solok, ratusan rumah warga terendam banjir akibat debit air Sungai Batang Lembang meningkat setelah hujan lebat mengguyur daerah tersebut.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus melakukan penanganan darurat atas bencana longsor dan banjir yang terjadi di berbagai wilayah Sumatera Utara sejak 24-26 November 2025. Cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi telah mengakibatkan sejumlah ruas jalan nasional tertutup material longsor, tergenang banjir, dan terputus sementara.
"Kami memastikan seluruh jalur nasional yang terdampak dipulihkan secepat mungkin demi menjaga konektivitas dan keselamatan masyarakat. Seluruh tim PU di lapangan telah bergerak sejak jam pertama kejadian di sejumlah titik kritis yang hingga kini masih diguyur hujan," kata Menteri Dody dalam rilisnya.
Pada Ruas Kota Sidikalang - Batas Provinsi Aceh, longsor menutup badan jalan di STA 09+200, Kabupaten PakPak Bharat. Tim lapangan telah melakukan pembersihan menggunakan chainsaw dan backhoe loader, sementara ekskavator dalam perjalanan menuju lokasi. Meski cuaca masih hujan, jalur kini dapat dilalui secara bergantian dan tidak terdapat laporan korban jiwa.
Kemudian di ruas Batas Kabupaten Tapanuli Utara - Sipirok, terdapat tiga titik longsor di STA 08+200, 08+500, dan 15+800 yang mengakibatkan badan jalan tertutup material longsoran. Saat ini alat berat telah disiagakan, termasuk satu backhoe loader dan empat excavator. Namun kendaraan masih belum dapat melintas akibat kondisi masih hujan.
Selain itu, kerusakan terjadi pada Abutment Jembatan Aek Puli Lama di STA 37+400 pada Ruas Batas Kota Tarutung - Batas Kab. Tapsel. Arus lalu lintas langsung dialihkan ke Jembatan Aek Puli Baru, sementara jembatan lama ditutup dengan rambu pengaman dan penjagaan bersama aparat kepolisian serta dinas perhubungan.
Luapan sungai juga menggenangi permukiman dan badan jalan di Desa Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi sehingga lalu lintas lumpuh total. Koordinasi pengaturan lalu lintas telah dilakukan bersama kepolisian dan hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa.
Sedangkan pada Ruas Barus - Batas Kota Sibolga , banjir setinggi 1 meter sepanjang 500 meter menutup jalan akibat hujan intensitas tinggi. Tim telah menyiagakan chainsaw, dump truck, excavator, dan backhoe loader untuk antisipasi longsor lanjutan serta melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Hardy Pangihutan Siahaan mengatakan tim BBPJN Sumatera Utara masih bersiaga di sejumlah titik longsor dan banjir yang masih perlu ditangani, termasuk kerusakan oprit Jembatan Anggoli serta beberapa ruas yang terisolasi akibat buruknya sinyal dan cuaca.