Anggota Komisi III DPR Safaruddin meminta Korlantas Polri untuk terus membekukan penggunaan sirine dan strobo di jalan. Hal itu dikarenakan pembekuan memberikan dampak positif terhadap Korlantas Polri.
Safaruddin bahkan mengaku siap jika dirinya harus mengalah atau minggir di jalan tanpa pengawalan dan penggunaan sirine. Sebab, langkah Korlantas saat ini telah memberikan dampak positif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini positif sekali di media sosial, memberikan apresiasi kepada lalu lintas yang membekukan itu karena memang ya mungkin kita berada dalam kondisi Euphoria itu," kata Safaruddin dalam rapat dengan Korlantas Polri, Kamis (27/11).
"Termasuk saya juga, kami anggota DPR minggir aja Pak, kalau ada sudah begitu ya kami pasti minggir," ujar purnawirawan porli bintang dua itu.
Sementara itu, Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho mengungkapkan jajarannya saat ini masih mengevaluasi pembekuan 'tot tot wuk wuk', dan belum bisa memastikan waktunya.
"Dan kami sekarang ditanya, sampai kapan pembekuannya ini, 'terus terang kami akan evaluasi'. Dan ini dampaknya sangat positif pak," katanya.
Hal itu senada dengan pernyataannya pada Oktober lalu bahwa keputusan pembekuan tertentu penggunaan strobo dan sirine kendaraan aparat belum bersifat permanen, karena harus melibatkan sejumlah pihak dan pakar untuk menilai efektivitas serta dampaknya di masyarakat.
Tak hanya penggunaan sirine, rapat tersebut juga membahas menyoroti permintaan pengawalan di luar tugas. Agus mengatakan saat ini pengawalan hanya akan dilakukan untuk kebutuhan prioritas.
Meski begitu, dia memastikan bahwa anggota DPR termasuk tugas pengawalan wajib.
"Kami sedang koordinasi dengan Setneg jadi mana yang hrs dikawal dan mana yang tidak harus dikawal. Kalau untuk anggota dewan kami kawal semuanya Pak, tidak berani kami Pak," katanya.
(thr/chri)