2 Alat Peringatan Dini Erupsi Semeru Rusak Akibat Awan Panas
Dua alat early warning system (EWS) atau sistem peringatan dini erupsi Gunung Semeru dilaporkan rusak akibat diterjang awan panas bulan lalu.
Dua EWS berupa sirine yang rusak itu berada di Desa Sumberurip, Kecamatan Candipuro, dan Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
"Iya, benar, [dua alat EWS rusak]," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Lumajang, Isnugroho, Selasa (2/11).
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lumajang, Sultan Syafaat mengatakan saat erupsi Semeru terjadi, EWS tersebut masih bisa berfungsi dan memberikan peringatan.
"Pada saat kejadian EWS berfungsi, kan tidak ada korban jiwa kita karena EWS berfungsi," ucap Sultan.
Ia menyampaikan, kini kedua EWS tersebut sudah tertangani. Hanya perlu pemrograman ulang.
Selain EWS, juga ada delapan unit CCTV dan satu remote processing unit (RPU) pos pantau Gunung Semeru yang terdampak. Namun kini juga telah tertangani.
"Butuh re-sistem saja, beberapa masih pada tempatnya, dan penambahan titik baru, sudah diusulkan ke BNPB. Terkait EWS dan CCTV ini kerja sama berbagai pihak, tidak hanya dari pemerintah, NGO juga, sprti UT, IOF dan APJII," ujarnya.
"Ponkesdes dan SDN 02 Supiturang (EWS yang terdampak) walaupun di sekitar SDN 02 nantinya tidak ada yang tinggal, karena masuk KRB, tapi kan masyarakat tetap beraktivitas untuk kegiatan ekonomi disana," tambahnya.
Kemudian, kata Sultan, pihaknya juga mengusulkan untuk dipasangnya tambahan EWS baru di sejumlah lokasi. Hal itu menurutnya penting dilakukan untuk memperkuat deteksi dan peringatan dini.
"Masih proses survey, harus lokasi strategis, yang bisa dimanfaatkan banyak pihak, masyarakat, wisatawan dan lain-lain," katanya.
(frd/isn)