Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah se-Indonesia untuk membantu daerah-daerah terdampak banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Tito mengaku mendapat keluhan dari kepala daerah terdampak bencana soal menipisnya anggaran belanja tidak terduga (BTT) yang seharusnya digunakan untuk penanganan bencana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya membuat surat edaran yang sudah kami keluarkan tanggal 1 Desember kemarin dan saya sudah zoom meeting-kan kepada seluruh kepala daerah seluruh Indonesia, ini waktunya sekaligus momentum, waktunya bagi rekan kepala daerah untuk saling membantu satu sama lain karena ini bisa terjadi dimana saja, kapan saja," kata Tito di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu (3/12).
Tito mengaku mengetahui daerah-daerah yang masih punya simpanan. Menurutnya, saat ini adalah momentum yang tepat untuk membantu daerah terdampak.
"Saya tahu yang masih punya simpanan, silahkan waktunya untuk membantu baik langsung maupun tidak langsung. Ada yang sudah berikan, saya tahu Bu Khofifah sudah berangkat ke Sumut, kemudian dua hari lalu, beliau berikan bantuan dalam bentuk barang," kata Tito.
"Gubernur Bengkulu, melalui baznasnya Rp3 M sudah diberikan kepada daerah terdampak. Sulsel Rp1,5 M, terima kasih, Kaltara Rp1 M," ujarnya.
Tito mengatakan surat edaran yang dikeluarkannya bisa jadi dasar hukum bagi pemerintah daerah untuk membantu daerah terdampak.
"Kalau bisa saling solidaritas ini bisa meringankan dengan surat edaran yang kami buat, itu bisa jadi payung hukum bagi rekan-rekan kepala daerah untuk menghibahkan langsung, mentransfer langsung hibah dengan sesuai edaran itu," ujarnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban tewas dalam bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat bertambah menjadi 810 jiwa hingga Rabu (3/12) sore.
Berdasarkan data yang ditampilkan dalam situs resmi BNPB, jumlah korban hilang sebanyak 612 orang di tiga provinsi terdampak tersebut.
(fra/yoa/fra)