BGN Apresiasi Dapur Hijau SPPG Margomulyo yang Terapkan Zero Waste

BGN | CNN Indonesia
Jumat, 05 Des 2025 19:40 WIB
Foto: Arsip BGN
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Gizi Nasional (BGN) mendorong seluruh dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menerapkan pengelolaan ramah lingkungan berbasis prinsip zero waste. Salah satu contoh terbaik hadir dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Margomulyo, Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang telah menjalankan konsep dapur hijau secara konsisten.

Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menyampaikan bahwa SPPG di berbagai daerah kini tidak hanya bertugas menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak, tetapi juga berperan menjaga kelestarian lingkungan melalui sistem pengelolaan sampah terpadu.

"SPPG harus memikirkan bagaimana sisa pangan dan limbah dapur dapat diolah kembali agar tidak mencemari lingkungan. Kami mengapresiasi SPPG Margomulyo yang sudah menerapkan konsep dapur hijau dan zero waste secara konsisten," ujar Hida di sela kunjungannya ke SPPG tersebut, Jumat (5/12).

Keberhasilan SPPG Margomulyo, kata Hida, menjadi contoh konkret bahwa transformasi pengelolaan pangan dapat berjalan seiring dengan agenda keberlanjutan lingkungan.

"BGN akan terus mendorong agar praktik baik seperti ini diperluas, direplikasi, dan menjadi bagian dari budaya kerja SPPG di seluruh wilayah," sambungnya.

Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah 3 BGN, Ranto yang turut serta dalam kunjungan tersebut menegaskan bahwa BGN akan terus mendorong adanya pedoman pengelolaan dapur ramah lingkungan di setiap daerah.

"Ke depan, kami ingin setiap SPPG memiliki standar pengelolaan limbah yang jelas dan terukur. Tujuannya agar pelaksanaan MBG tidak hanya memastikan gizi masyarakat terpenuhi, tetapi juga tidak meninggalkan beban lingkungan," kata Ranto.

Pemanfaatan Sampah Pangan Jadi Pupuk hingga Bio Solar

Kepala SPPG Margomulyo, Joni Prasetyo, menjelaskan bahwa dapurnya menerapkan sistem pengelolaan limbah terpadu mulai dari pemanfaatan lahan hingga daur ulang limbah pangan.

"Kami memanfaatkan biopori sebagai resapan air sekaligus media pengolahan limbah organik. Tidak ada sisa makanan yang tidak dimanfaatkan. Limbah organik kami jadikan pakan maggot atau masuk ke biopori sebagai pupuk organik," jelas Joni.

Untuk limbah non-organik seperti minyak jelantah, plastik, dan residu lainnya, pihak SPPG bekerja sama dengan Tempat Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TP3SR).

"Tidak ada sisa makanan yang tidak dimanfaatkan, limbah organik menjadi makan maggot dan biopori pupuk organik. Untuk limbah non-organik kolaborasi dengan TP3SR untuk diolah menjadi bio solar ramah lingkungan," kata Joni.

Dalam kesempatan itu, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Bidang Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawaty, turut mengapresiasi langkah tersebut.

Menurutnya, praktik zero waste yang dilakukan SPPG Margomulyo menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan ekosistem pangan yang sehat sekaligus berkelanjutan.

Molly menambahkan, penerapan dapur ramah lingkungan sejalan dengan kampanye nasional untuk mengurangi sampah dan memaksimalkan ekonomi sirkular. Ia berharap praktik baik tersebut dapat menjadi inspirasi bagi seluruh SPPG di Indonesia.

(ory/ory)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK