Hansen (31), salah satu saksi yang juga merupakan karyawan selamat dari insiden kebakaran di Gedung Terra Drone mengungkap saat kejadian seluruh ruangan di lantai 1 dipenuhi asap pekat.
Karyawan yang hendak keluar terhalang pandangannya. Akses menuju pintu utama tidak terlihat.
"Pintu itu enggak kelihatan," kata Hansen saat diwawancarai di Gedung Terra Drone, Rabu (10/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa karyawan yang tidak dapat menemukan jalan keluar memilih naik ke lantai atas sembari membawa barang berharga mereka. Namun, karena harus menaiki tangga, mereka terkendala berat barang bawaan dan memilih meninggalkannya.
Hansen menjadi salah satu karyawan yang selamat dengan bertahan di rooftop atau atap gedung.
"Tidak terbawa (laptop), karena kemarin naik tangga, ya kita ambil dompet, kunci mobil, handphone," sambungnya.
Hansen juga menjelaskan baterai yang digunakan untuk pesawat drone di perusahaannya merupakan baterai standar biasa. Diduga pemicu kebakaran berasal dari baterai drone yang meledak.
"Baterai lithium, standar baterai," ujar Hansen .
Ia menambahkan bahwa proses charge atau pengisian daya setiap drone berbeda-beda, tergantung dari jenisnya.
"Kalau di-charge paling setiap drone beda-beda sih, jadi beda-beda sih," jelasnya.
Sebelumnya, kebakaran melanda Gedung Terra Drone yang berlokasi di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Selasa (9/12) siang.
Insiden ini menewaskan hingga 22 orang. Hingga Selasa (9/12) malam, RS Polri Kramatjati telah berhasil mengidentifikasi tiga dari 22 jenazah korban.