Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang masih mengaku diri sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengaku menghindari kubu-kubuan terjadi di dalam organisasi tersebut.
"Jadi pertama, kami tidak menyikapi masalah ini sebagai kubu-kubu. Kami menghindari, menghindari persepsi sebagai kubu. Tidak. Kami hanya ingin mempertahankan integritas tatanan organisasi," ujar Gus Yahya usai rapat koordinasi di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (11/12).
Pada kesempatan itu, Gus Yahya kembali menegaskan dirinya sebagai Ketum PBNU. Gus Yahya menyebut hasil rapat harian Syuriyah terkait dengan pemberhentian dirinya tidak sesuai wewenang organisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rapat itu membuat keputusan yang bukan wewenangnya. Nah karena itu maka keputusan itu tidak sah karena dibuat oleh institusi yang bukan wewenangnya," katanya.
Kemudian terkait dengan penunjukan Zulfa oleh Syuriah, ia menyebut hal tersebut tidak bisa diterima karena menurutnya tidak sesuai dengan aturan di PBNU.
"Nah ini kan artinya ya kalau dari pangkalnya ini tidak diterima, ya seterusnya yang didasarkan pada pangkal itu enggak bisa diterima. Ini saja. Jadi kita hanya memandang menurut aturan, ya karena enggak diterima dianggap tidak ada. Itu saja," kata Gus Yahya.
Pada hari itu, Gus Yahya mengaku pihaknya gagal menggelar rapat pleno tandingan PBNU. Dia menyebut rapat pleno tak bisa dilaksanakan karena Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan jajarannya tidak hadir dalam agenda ini.
"Nah karena pada kesempatan hari ini Rais Aam tidak hadir bersama-sama dengan kita, maka tidak mungkin untuk meneruskan forum ini sebagai rapat pleno," kata dia.
Untuk agenda yang dijadwalkan pada hari tersebut, Gus Yhya mengaku sudah mengirim undangan kepada 216 anggota untuk menghadiri rapat pleno ini. Namun, rapat tersebut ternyata hanya dihadiri 78 orang.
"Seminggu yang lalu kami mengirim surat kepada seluruh anggota Pleno PBNU dari unsur Mustasyar, Harian Syuriyah, A'wan, Tanfidziyah, lembaga-lembaga, dan badan-badan otonom," kata Yahya.
"Semuanya sejumlah 216 personel kami kirim undangan untuk menghadiri Rapat Pleno pada siang hari ini, Dan kemudian telah hadir 78 personel dari semua unsur tersebut," imbuhnya.
Sebab Rais Aam tak hadir, Yahya menyebut rapat yang semula dijadwalkan sebagai pleno itu pun diubah jadi rapat koordinasi dan digelar secara tertutup dari awak media.
Sementara itu, pada hari yang sama di tempat terpisah, Zulfa Mustofa yang ditunjuk jadi Pj Ketum PBNU dalam pleno inisiasi Syuriah PBNU menggelar konsolidasi dengan pengurus pusat, wilayah, pengurus cabang, hingga pengurus cabang istimewa NU (PCINU).
Konsolidasi digelar Zulfa secara daring. Zulfa mengadakan konsolidasi itu usai ditetapkan sebagai Pj Ketum pada rapat pleno syuriyah PBNU di Jakarta pada Selasa (9/12) malam.
Hadir dalam rapat konsolidasi yang digelar Zulfa pada Kamis malam itu di antaranya Rais Syuriah PBNU Mohammad Nuh, Wakil Rais Aam KH Afifuddin Muhajir, Wakil Rais Aam yang juga dikenal sebagai Ketua Umum MUI Pusat Anwar Iskandar.
Kemudian disebutkan hadir pula pengurus pusat PBNU, lebih dari 30 pengurus wilayah, ebih dari 400 pengurus cabang se-Indonesia, serta PCINU.
Pj Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa menyampaikan keterangan pers terkait rapat pleno PBNU di Jakarta, Rabu (10/12/2025). (ANTARA FOTO/Fauzan) |
Dalam agenda rapat bertajuk Sosialisasi Hasil Keputusan Rapat Pleno PBNU itu, Zulfa menegaskan dirinya telah diberi amanah mengemban tugas sebagai nahkoda organisasi.
Ia pun meminta seluruh jajaran pengurus merapatkan barisan dan bersatu untuk menjalankan fungsi berkhidmat kepada warga NU dan seluruh rakyat Indonesia.
"Saya paham betul saudara-saudara yang di bawah kemarin agak ragu seperti apa dengan dikeluarkannya keputusan dan ketetapan rapat pleno menunjuk saya. Semoga ketidakpastian itu yang selama ini membuat masyarakat, terutama juga pengurus NU bingung, tidak bingung lagi, itu yang paling penting," ucap Zulfa mengutip keterangannya, Jumat (12/12).
Pada hari yang sama, Zulfa juga berkunjung ke PWNU Banten untuk meninjau proses pembangunan universitas NU. Dia menegaskan roda organisasi NU sudah berjalan normal.
"NU sudah normal kembali, sehat kembali dan siap melanjutkan hikmah," ucapnya.
Dalam konsolidasi kemarin, Zulfa juga menegaskan akan menata kembali internal kelembagaan secepatnya. Salah satunya hal-hal yang bersifat administratif namun sangat vital bagi organisasi, seperti keabsahan SK kepengurusan baik di tingkat cabang maupun wilayah.
"Saya berjanji tidak akan memperlambat seluruh SK karena saya tahu itu berkaitan dengan layanan-layanan," kata keponakan dari eks Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin yang kini menjabat mustasyar atau penasihat PBNU.
Selain itu, Zulfa percepatan penataan kelembagaan ini juga sejalan dengan agenda besar yang juga diamanatkan dalam rapat pleno PBNU kepada dirinya yakni pelaksanaan muktamar tahun depan.
Ia pun berjanji akan mengawal mandat ini dan menggelar muktamar yang bersih dan beradab.
"Segera mempersiapkan muktamar secepat-cepatnya, seadil-adilnya, sebersih-bersihnya, sejujur-jujurnya dan kita bertekad untuk menghindari money politics dalam muktamar, kita kembalikan sesuatu yang selama ini rasanya hilang di NU yakni keadaban," ucap dia.