Tumpukan sampah menggunung terlihat di Serpong, Kota Tangerang Selatan, tepatnya di depan Kantor Kecamatan Serpong dan sepanjang Jalan Raya Serpong menuju Gedung DPRD Kota Tangerang Selatan. Untuk mengurangi bau menyengat, sampah disemprot cairan penghilang bau dan ditutup terpal.
Camat Serpong Syaifuddin mengatakan penanganan dilakukan pada Minggu sore (14/12) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan. Langkah tersebut diambil menyusul keluhan warga akibat bau sampah yang sudah menumpuk selama beberapa hari.
"Hari ini kami bersama teman-teman dari DLH merapikan sampah di sekitar Pasar Serpong dan Jalan Raya Serpong yang mengarah ke kantor DPRD Kota Tangerang Selatan. Sampah ini sudah beberapa hari menumpuk dan menimbulkan bau," kata Syaifuddin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan cairan yang digunakan berfungsi untuk mengurangi bau. Meski tidak mengetahui secara rinci kandungan cairan tersebut, Syaifuddin memastikan bau yang ditimbulkan dari tumpukan sampah berkurang setelah dilakukan penyemprotan.
"Yang jelas setelah disemprot cairan dari DLH, bau sampah berkurang sehingga masyarakat tidak terlalu terganggu," ujarnya.
Syaifuddin menambahkan pihak kecamatan akan melakukan pengawasan lanjutan agar tidak kembali terjadi penumpukan sampah di lokasi yang telah dibersihkan. Pengawasan dilakukan bersama RT, lurah dan unsur terkait lainnya.
"Kami akan terus memantau agar sampah yang sudah dirapikan tidak kembali menumpuk," kata dia.
Terkait kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Syaifuddin menyampaikan bahwa hingga saat ini masih dilakukan proses perapihan dan terasering. Ia berharap TPA Cipeucang dapat segera kembali beroperasi.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat TPA Cipeucang bisa kembali melayani masyarakat," ujarnya.
Pengawas DLH Kota Tangerang Selatan Firda Yofiyana mengatakan penyemprotan dilakukan menggunakan cairan bio-wash milik UPT TPA Cipeucang. Cairan tersebut biasa digunakan untuk mengurangi bau sampah di area TPA.
"Kami melakukan penyemprotan dan penutupan menggunakan terpal karena bau yang ditimbulkan sudah sangat menyengat," kata Firda.
Untuk mengurangi bau menyengat, sampah disemprot cairan penghilang bau dan ditutup terpal. (CNN Indonesia/Fahrurozi) |
Menurut dia penumpukan sampah terjadi akibat penutupan sementara pelayanan pembuangan sampah ke TPA Cipeucang sejak Senin lalu. Akibatnya, sampah menumpuk hampir selama satu pekan.
Firda menyebut sampah yang dibuang di pinggir jalan tersebut merupakan sampah liar yang tidak memiliki retribusi resmi dan berasal dari berbagai pihak, termasuk warga yang melintas.
"Kami akan bekerja sama dengan pihak kecamatan untuk pengawasan. Ke depan, akan diupayakan pengawasan agar tidak ada lagi pembuangan sampah sembarangan," ujarnya.
DLH juga mengimbau masyarakat sementara menampung sampah di lingkungan masing-masing hingga TPA Cipeucang kembali beroperasi dan pelayanan pengangkutan sampah berjalan normal kembali.
(fea/arl/fea)