Fosil Koleksi Eugene Dubois Mulai Dipamerkan di Museum Nasional
Sebanyak 28.131 fosil asal Indonesia yang menjadi koleksi Eugene Dubois dipulangkan dari Belanda mulai dipamerkan di Museum Nasional, Jakarta Pusat. Pameran bertajuk "Sejarah Awal" itu dibuka oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Rabu (17/12).
Pembukaan pameran itu bertepatan dengan serah terima pemulangan artefak dari Belanda ke Indonesia, termasuk fosil Homo erectus (Java Man).
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menyampaikan, koleksi tersebut terdiri dari 28.131 fosil, termasuk beberapa tulang yang disebut Homo erectus atau"Manusia Jawa".
"Jadi, hari ini kita menandai sebuah momen bersejarah. Kepulangan "Manusia Jawa" (Java Man) ke Nusantara. Kembalinya mahakarya berupa 28.131 fosil dari Koleksi Duboiske akar budayanya, ke tanah di mana kisah ini bermula." Kata Fadli Zon dalam sambutannya.
Fosil-fosil yang dikembalikan tersebut dikenal sebagai Koleksi antropolog Belanda Eugene Dubois. Dubois mengekstraksi fosil-fosil tersebut dari Indonesia pada tahun 1891.
"Pada hari ini, hari yang penting ini, menerima secara resmi bagian masterpiece dari koleksi Dubois yang langsung dibawa oleh Direktur atau Dirjen Naturalis Museum, Bapak Marcel Beukenboom, dan juga tadi diserahkan oleh Duta Besar Pemerintah Kerajaan Belanda, Bapak Yang Mulia Marc Gerritsen." kata Fadli.
Menurut Fadli, koleksi Dubois seluruhnya akan ditempatkan di Museum Nasional Indonesia. Namun untuk koleksi yang lain akan didistribusikan ke beberapa museum lain.
"Koleksi masterpiece Dubois akan permanen ada di sini. Koleksi yang lain nanti kita akan melihat, ada yang sebagian di sini, mungkin ada yang sebagian, kita akan pikirkan, kita letakkan. Kita mempunyai satu museum yang bagus sekali di Sangiran. Nah, jadi satu koleksi khusus Dubois di Sangiran juga bisa," katanya.
"Jadi yang masterpiece-nya mungkin ada di sini, supaya orang datang juga ke Sangiran, jadi tidak hanya ke Museum Nasional. Kira-kira begitu.," imbuhnya.
Selain itu, Fadli Zon juga menekankan bahwa penemuan fosil Homo erectus di Indonesia memiliki arti penting bagi sejarah peradaban dunia.
"135 tahun yang lalu, di tepian Sungai Bengawan Solo, Eugene Dubois menemukan penemuan yang mengubah pemahaman manusia tentang asal-usulnya. Sebuah atap tengkorak, gigi geraham, dan tulang paha. Pertama kali diperkenalkan sebagai Pithecanthropus erectus, yang kini dikenal sebagai Homo erectus, menjadi bukti monumental." Kata Fadli.
Pameran ini menampilkan fosil, artefak asli, replika, ilustrasi ilmiah, serta konten multimedia imersif yang dirancang untuk menjangkau pelajar, akademisi, maupun masyarakat umum.