Alissa: Haul Gus Dur Momen Refleksi Kebijakan, Soroti Bencana Sumatra
Menjelang peringatan 16 tahun wafat Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid selaku Ketua Pelaksana Haul Gus Dur mengatakan momen itu tak akan menjadi sekedar seremoni dan tahlil.
Putri sulung almarhum Gus Dur itu mengatakan kegiatan haul yang dilaksanakan akhir pekan ini akan menjadi momentum refleksi kebangsaan.
Pasalnya, kata dia, masih banyak cita-cita yang diperjuangkan ayahnya untuk Indonesia belum sepenuhnya terwujud. Terutama, sambungnya, soal posisi rakyat dalam kebijakan negara.
"Tahun 2025 ini kita akan menyelenggarakan Haul Gus Dur yang ke-16, waktu yang cukup lama tetapi ternyata masih banyak hal yang diperjuangkan oleh Gus Dur masih belum terwujud nyata," kata dia dalam unggahan di akun resmi Haul Gusdur 2025 di media sosial Instagram, dikutip Kamis (18/12).
"Haul Gus Dur 2025, marilah kita jadikan ruang untuk merefleksikan: Bagaimana sebetulnya rakyat di Indonesia ini. Apakah sudah menjadi pihak-pihak yang mendapatkan manfaat dari kehidupan berbangsa dan bernegara kita," sambung Alissa yang juga dikenal sebagai Ketua PB Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Dia mengingatkan Indonesia adalah negara demokrasi, di mana prinsip tersebut adalah kebijakan harus berbasis rakyat. Namun yang terjadi saat ini, menurutnya tidak demikian. Dia pun menyinggung soal banjir hidrometeorologi banjir bandang dan longsor yang terjadi di tiga provinsi Sumatra--Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat--akhir November lalu.
"Prinsip demokrasi adalah dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Tapi bencana di Sumatra menunjukkan bagaimana kebijakan yang tidak untuk rakyat, dan tidak melibatkan rakyat, tidak dilaksanakan oleh rakyat berakibat fatal bagi kemaslahatan mereka," tuturnya.
Menurutnya ada yang salah dalam pembuatan dan penerapan kebijakan negara Indonesia ketika ujungnya menjadi masalah bagi rakyat.
"Kebijakan yang dibuat oleh negara, yang dibuat oleh partai-politisi yang menerima mandat dari kita, ternyata berujung mafsadah, berujung problem besar bagi rakyat," tuturnya.
"Karena itu, Haul Gus Dur 2025 akan mengangkat tema 'dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat', sebagaimana nilai-nilai yang dahulu selalu diperjuangkan oleh almaghfurlah Gus Dur," sambung sulung dari empat bersaudari itu.
Haul ke-16 Gus Dur bakal digelar akhir pekan ini, Sabtu (20/12) di kediaman almarhum yang juga dikenal pernah menjadi Ketua Umum PBNU itu di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Mengutip dari akun resminya sejumlah tokoh akan hadir dan menjadi pembicara. Salah satu di antaranya yang akan memberi tausiah adalah istri Gus Dur, Shinta Nuriyah. Kemudian akan memberi tausiah pula di antaranya Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah Ubaidullah Shodaqoh, dan Mahfud MD eks menteri Gus Dur yang kini jadi bagian Komisi Percepatan Reformasi Polri.
Lihat Juga : |
Terkait pengamanan lokasi sekitar--termasuk lalu lintas--saat gelaran Haul ke-16 Gus Dur, Kapolsek JagakarsaKompol NurmaDewi mengatakan pihaknya dan juga organisasi kemasyarakatan terkait akan melakukan pengondisian.
Salah satunya adalah membuat kantung-kantung parkir, dan menempatkan personel di sejumlah titik persimpangan di sekitar area acara Haul ke-16 Gus Durakhir pekan ini.
Untuk parkir, katanya, akan ada di beberapa titik seperti di halaman Balai WargaCiganjur, halaman Gedung Aisshadi Jalan Warung Silah, dan untuk bus-bus akan diarahkan parkir ke tanah kosong di Jalan Sadar.
"Masing-masing titik parkir akan dijaga oleh Banser [Barisan Ansor Serbaguna] serta LinmasKelurahan," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis siang.
Adapun untuk pengamanan, katanya, untuk ring 1 akan diisi Paspampres. Kemudian ring 2 yang berada di luar area acara, ditempatkan beberapa personel kepolisian termasuk di jalanan yang menjadi akses ke lokasi acara.
"Titik-titik objek dan persimpangan yang akan diisi personel.... Pintu Masuk Komplek Jl Wr Silah, Pertigaan Jl.Brigif, Pertigaan Jl.Persahabatan Wr Silah, Jl.Sadar Raya," katanya.
Selain itu, dia pun mengungkapkan kemungkinan rekayasa buka tutup akses lalu lintas di sekitar lokasi secara kondisional.
"Ya betul," jawabnya atas soal pelaksanaan rekayasa lalu lintas dari lokasi yang menjadi salah satu akses dari dan menuju pintu gerbang tol Brigif ruas tol Desari tersebut.
(kid/gil)