Libur Nataru, Waspadai Potensi Longsor di Menoreh Borobudur

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2025 13:57 WIB
Ilustrasi. Salah satu sisi panorama Pegunungan Menoreh (iStockphoto/Bagaskara Lazuardi)
Sleman, CNN Indonesia --

Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) memetakan destinasi wisata di kawasan Perbukitan Menoreh yang menyimpan potensi bencana selama masa liburan Natal dan tahun baru (Nataru) 2026.

Sebagai informasi, Perbukitan Menoreh di DIY-Jateng adalah kawasan pendukung utama untuk Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur, dan pengembangannya dikoordinasikan BPOB.

Direktur Utama BPOB Agustin Peranginangin mengatakan, tipikal tanah di kawasan sekitar Perbukitan Menoreh adalah tanah merah sehingga menimbulkan kerawanan tersendiri saat curah hujan tinggi.

"Maka risiko-risiko longsornya cukup tinggi. Risiko ya, bukan selalu ada kelongsoran. Potensi, maka itu kita hindari," kata Agustin di salah satu hotel, daerah Pakualaman, Kota Yogyakarta, Rabu (17/8).

Agustin menyampaikan, sepekan lalu Dinas Pariwisata DIY telah menerbitkan peta memuat titik-titik risiko hidrometeorologis selama Desember 2025 ini. Ini menjadi acuan bagi BPOB, termasuk laporan harian dan analisa dari BMKG.

BPOB mengatakan, laporan-laporan ini jadi acuan bagi pengelola wisata di kawasan Perbukitan Menoreh untuk memperkuat kesiapsiagaan, termasuk kesadaran memberi peringatan kepada wisatawan.

"Kedua, kesadaran kita sebagai wisatawan. Kadang-kadang wisatawan ini makin ekstrem makin menarik. Menarik kalau pulangnya sehat, kalau pulangnya nggak sehat jadi omongan. Jadi, risikonya memang ada," ujar Agustin.

Dia mengatakan peringatan risiko itu mengacu pada laporan BMKG belakangan soal pergerakan angin laut yang tidak umum atau fenomena cuaca spesifik di wilayah-wilayah tertentu.

"Bahwa curah hujan di Desember ini cukup tinggi maka kita harus berhati-hati," sambungnya.

Jauh sebelum itu, klaim Agustin, kawasan Perbukitan Menoreh saat pengembangannya dulu juga dijauhkan dari aktivitas-aktivitas merusak unsur ekologis. Contohnya dengan menghindari pengeboran air tanah, mengurangi penebangan pohon serta menyesuaikan pembangunan dengan kontur tanah.

Tiga kawasan wisata potensial longsor

Terpisah, Pemda DIY juga menyebut Perbukitan Menoreh sebagai salah satu dari tiga kawasan wisata yang mempunyai potensi rawan tanah longsor.

Dua lainnya adalah Pegunungan Sewu, serta Perbukitan Patuk Imogiri.

Kendati, Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY memastikan bahwa semua destinasi wisata di kawasan berpotensi bencana tersebut, tetap aman untuk dikunjungi dan aktivitas wisata dapat dilakukan seperti biasa.

Sejumlah destinasi wisata yang terdapat di dalam tiga kawasan tersebut antara lain yakni Nglinggo Tritis, Puncak Widosari, Puncak Suroloyo, Sendangsono, Embung Tonogoro, Desa Wisata Tinalah, Desa Wisata Jatimulyo, Nglanggeran, Gua Pindul, dan Kalisuci. Pun, Air Terjun Srigethuk, Gua Jomblang, Desa Wisata Wukirsari, Mangunan (Becici, Pengger), Imogiri, HeHa Sky View, dan Bukit Bintang.

"Dinas Pariwisata DIY menegaskan bahwa tidak ada penutupan yang dilakukan terhadap destinasi wisata yang berada di dalam kawasan yang berpotensi longsor dan destinasi wisata tetap beroperasi seperti biasa," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY, Imam Pratanadi dalam keterangannya belum lama ini.

Imam mengatakan pengawasan kondisi destinasi tersebut dilakukan secara intensif dengan melibatkan Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota, BPBD DIY, Satpol PP, TNI/Polri, pengelola destinasi maupun masyarakat setempat.

Menilik data, lanjut Imam, sejak tahun 2023 kejadian longsor di destinasi wisata tercatat hanya terjadi di area parkir Tebing Breksi.

Selebihnya, kejadian longsor tidak secara spesifik terjadi di objek wisata sehingga tidak berdampak kepada operasional destinasi tersebut. Namun demikian, kejadian longsor di beberapa titik turut berimbas pada kerusakan infrastruktur, utamanya jalan, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya akses.

"Kejadian tanah longsor merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh karena itu, pemetaan kawasan yang berpotensi rawan longsor merupakan prosedur standar yang dilakukan dalam upaya mitigasi bencana," kata Imam.

Bandara Bali diprediksi dipadati 1,5 juta penumpang

Di Pulau terpisah, Bandara Intenasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, diprediksi akan dipadati 1,5 juta penumpang pada saat momen libur nataru.

General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab mengatakan PT Angkasa Pura Indonesia mengaktifkan posko layanan terpadu monitoring angkutan Nataru 2025-2026 di sana dari 15 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026.

"Momen natal dan tahun baru yang selalu menjadi musim puncak (peak season). Bandara I Gusti Ngurah Rai memprediksi akan dipadati 1,5 juta penumpang," kata Syaugi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu.

Ia menerangkan, selama 21 hari operasional posko, pergerakan pesawat diperkirakan mencapai 9.304 pergerakan atau rata-rata lebih dari 440 penerbangan per hari.

Perkiraan peningkatan trafik penerbangan didukung juga dengan adanya pengajuan 510 tambahan jadwal penerbangan atau extra flight yang akan melayani rute domestik.

Selain itu, puncak kepadatan penumpang sendiri diprediksi akan terjadi menjelang Hari Raya Natal, yakni tanggal 19 Desember 2025 dengan jumlah penumpang yang terlayani sekitar 79.993 orang.

Sementara puncak arus balik akan terjadi pada Minggu 4 Januari 2026 dengan prognosa trafik sekitar 79.481 penumpang.

Kemudian, dalam dua hari pertama operasional posko, jumlah penumpang tercatat mencapai 125.806 penumpang atau dalam sehari rata-rata dilalui 62.903 penumpang.

Sementara itu, lalu lintas pesawat mencapai 813 pergerakan dengan rata-rata 406 penerbangan per hari, melampaui rata-rata harian 391 pergerakan sepanjang Januari-November.

(kum/kdf/kid)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Tol Bocimi Siap Dilalui Arus Nataru

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK