Dinas Kepri Buka Suara soal Viral Pulau Kecil Rusak Akibat Tambang

Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) buka suara soal pulau-pulau kecil rusak diduga akibat kegiatan tambang di Kabupaten Karimun yang viral di media sosial.

Kepala Dinas ESDM Kepri, Darwin, mengonfirmasi soal kondisi di pulau-pulau tersebut. Dia mengatakan saat ini masih menunggu eksekusi pascatambang di Pulau Propos dan Pulau Kas, Kabupaten Karimun itu.

Lihat Juga : SP3 Kasus Tambang Konawe Utara Desember 2024, DPR Heran Baru Diumumkan

Darwin mengatakan izin pertambangan di Pulau Propos dan Kas sudah tidak aktif dan berakhir di tahun 2015.

Dalam aturan, perusahaan yang tidak melakukan penanganan pascatambang setelah 2 tahun izin berakhir, maka Pemerintah menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan kegiatan pascatambang.

Hal itu, kata dia, sudah diatur dalam Permen ESDM nomor 344 tahun 2025. Dan, sambungnya, karena komoditas yang ditambang di sana adalah logam yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, maka pelaksanaannya akan dilakukan Kementerian ESDM.

"Untuk penunjukan pihak ketiga kegiatan pasca tambang, kita masih menunggu dari Kementerian ESDM," katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (29/12).

Dia mengatakan sebelumnya memang kewenangan pertambangan di pulau itu berada di tangan pemda, namun berdasarkan UU 23/2014 hal tersebut pindah ke pusat.

"Dulu kewenangan tambang masih di Kabupaten/Kota, tapi adanya perpindahan kewenangan, UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kewenangan pertambangan waktu itu di Provinsi," ujar Darwin.

Sebelumnya, penampakan kerusakan Pulau Kropos dan Pulau Kas diduga akibat kegiatan tambang terpantau dari satelit Google Earth. Berdasarkan pantauan di laman tersebut, terlihat kondisi kedua Pulau kecil di Kabupaten Karimun Kepri itu gundul, gersang dan hanya tersisa tanah bekas tambang.

Kondisi rusaknya pulau kecil itu menjadi perbincangan setelah diposting beberapa akun di sejumlah media sosial.

Lihat Juga : Eks Pimpinan KPK: Kasus Aswad Sulaiman Tak Layak Disetop, Cukup Bukti