Jelang Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2014 di Denmark pada 25-31 Agustus, PBSI mengaku tidak menargetkan juara bagi timnas Indonesia.
"Sasaran kami hanya tembus final," ujar Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Rexy Mainaky, di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur pada (20/8).
Penurunan target ini ditengarai karena ketidakhadiran pemain-pemain andalan. Pasangan ganda putra Ahsan-Hendra, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan tunggal putra Simon Santoso dipastikan absen.
Ahsan mengalami cedera pinggang, sementara Tontowi dibekap cedera engkel. Simon sendiri harus menyerah lantaran menderita penyakit demam berdarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini, diakui Rexy, cukup memberi pengaruh pada penentuan capaian. "Rencananya mendapatkan dua gelar, tetapi kini kami realistis," ucap Rexy pada CNN Indonesia.
Pada kejuaraan dunia tahun lalu, pasangan Ahsan-Hendra dan Tontowi-Liliana inilah yang menyumbangkan dua gelar untuk Indonesia
Meski tidak berharap gelar juara dunia, PBSI tetap memberi perhatian khusus kepada tim yang akan berangkat.
"Kami mengharapkan mereka memiliki mental yang tegar, sehingga kejutan-kejutan dapat muncul," ujar Rexy menambahkan.
Menurut pria kelahiran Ternate ini, persiapan yang dilakukan selama dua bulan terakhir lebih menekankan pada aspek psikis dan fisik. Alasannya, penguatan dua aspek ini sangat diperlukan ketika atlet berada dalam tekanan pertandingan.
Rexy mengatakan, tantangan kini datang dari banyak negara. Sebut saja Thailand, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Denmark, dan Inggris. Di mata Rexy, Inggris harus diwaspadai sebagai kuda hitam.
"Lebih berbahaya menghadapi atlit kuda hitam dibanding yang diunggulkan," ucap Rexy mengakhiri pembicaraan.