Jakarta, CNN Indonesia -- Delegasi Jepang menjadikan ajang Asian Games di Incheon, Korea Selatan (Korsel) sebagai pemanasan menjelang Olimpiade Tokyo 2020.
Jepang menginginkan ajang Asian Games yang ke-17 itu menjadi sarana membangun atlet-atlet kuat. Hal itu diungkap Kepala Misi Delegasi Atlet Jepang untuk Asian Games Tsuyoshi Aoki.
“Karena kami sedang bersiap juga untuk Tokyo 2020, kami melihat pertandingan-pertandingan ini sebagai kesempatan besar melatih atlet-atlet masa depan kami,” tukas Aoki seperti dikutip Japan Today (18/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sejarah olahraga Jepang, ungkap Aoki, atlet-atlet berprestasi negara itu banyak yang mengawali prestasi internasional lewat Asian Games.
Beberapa di antaranya adalah pelari maraton, Naoko Takahashi, judoka Ryoko Tamura, dan perenang Kosuke Kitajima yang memenangkan medali emas di Olimpiade.
Target di IncheonMenjadikan Asian Games ajang pemanasan, Jepang tetap memiliki target di Incheon.
Menurut anggota delegasi Jepang, Yuji Takada, dalam jumpa wartawan akhir pekan lalu di Tokyo, Negeri Matahari Terbit ini membidik 50 emas.
"Saya kira sepanjang Asian Games kami memiliki sejarah yang kuat dalam renang. Jika atlet-atlet dalam atletik menampilkan performa yang baik, target ini bisa kami capai,” kata Takada. coba
Secara keseluruhan, Jepang mengirim 716 atlet untuk berlomba dalam 36 cabang olah raga (cabor) di Incheon.
Tim renang Jepang menjadi andalan setelah melihat performa yang ditampilkan dalam Kejuaraan Pan Pasifik di Australia bulan lalu.
Salah satu favorit peraih medali emas adalah perenang Kosuke Hagino, 20. Ia mulai diperhitungkan setelah mengalahkan peraih medali emas Olimpiade, Michael Phelps dan Tyler Clary, dalam ajang Kejuaraan Pan Pasifik.
Rekan Hagino, Ryosuke Irie dan Yasuhiro Koseki, juga diandalkan dalam cabor renang.
Dalam cabor atletik, Jepang akan mengandalkan Yukifumi Murakami, pelempar lembing yang meraih medali perungu dalam ajang Kejuaraan Dunia Berlin.
Pelari jarak pendek Chisato Fukushima juga menjadi andalan untuk nomor 100 dan 200 meter.
Namun, Jepang diragukan mengikutsertakan pelari jarak pendek muda Yoshihide Kiryu, 18, karena cedera otot paha kiri. Sementara itu pelari maraton Yuki Kawauchi menjadi andalan Jepang untuk meraih medali di nomor tersebut.
Aoki menyatakan salah satu yang paling diharapkan untuk muncul juara baru adalah dari cabor Judo. Pasalnya, judoka yang meraih medali emas dalam Olimpiade di London tahun lalu, Kosei Inoue, saat ini menjadi pelatih kepala.
Menggangu Dominasi TiongkokDi samping meraih emas, Jepang pun memiliki misi lain untuk menyalip Tiongkok yang masih menjadi pemuncak dalam seluruh ajang Asian Games.
Sejak Asian Games pertama kali digelar pada 1951, Jepang berada di urutan kedua dalam perolehan medali di bawah Tiongkok. Selama enambelas kali Asian Games, Jepang telah meraih 2658 medali—910 di antaranya medali emas--dari 16 cabor.
Tiongkok berada di puncak dengan perolehan 2631 medali—1204 di antaranya medali emas-- dari 14 cabor.
Jepang sempat mendominasi ajang Asian Games pada gelaran pertama di India (1951) hingga di Thailand (1978).
Empat tahun kemudian, pada Asian Games tahun 1982 di India, Tiongkok mulai mengambil alih dominasi. Jepang akhirnya bersaing dengan tetangganya, Korsel, mengisi posisi kedua.
Sejak Asian Games tahun 1998, Jepang selalu berada di urutan kedua di bawah Tiongkok dan Korsel.
Dalam Asian Games terakhir di Guangzhou, Tiongkok, Jepang berada di peringkat ketiga di bawah Korsel. Pada Asian Games tersebut Jepang meraih 216 medali, 48 di antaranya medali emas.
“Salah satu tujuan utama terbesar kami dari pertandingan-pertandingan (Asian Games) nanti adalah melewati apa yang pernah kami capai dari turnamen sebelumnya,” tegas Takada. This is a Heading
(kid/vws)