Kroasia, CNN Indonesia -- Setelah meminta maaf, Pelatih Kroasia Niko Kovac kini menanti hukuman dari Federasi Sepak Bola Eropa menyusul kericuhan saat laga kualifikasi Piala Eropa 2016 melawan Italia.
Pertandingan yang berakhir imbang 1-1 itu sempat terganggu dengan lemparan kembang api dari tribun penonton.
Wasit Bjorn Kuipers terpaksa dua kali menghentikan sementara permainan yang dipimpinnya. Dalam kericuhan itu, polisi menahan setidaknya 16 pendukung Kroasia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kroasia pasti mendapat hukuman," kata Kovac seperti ditulis Reuters.
Sejauh ini, Kroasia telah berhasil mengantongi tiga kemenangan dan satu imbang dalam laga kualifikasi Piala Eropa 2016.
Tim asuhan Kovac ini pun menduduki puncak klasemen sementara Grup H dengan raihan sepuluh poin. Italia menempati posisi kedua dengan catatan poin sama, namun berbeda selisih gol.
Italia sempat memimpin raihan gol terlebih dulu lewat aksi Antonio Candreva, yang kemudian disamakan oleh Ivan Perisic, sebelum kericuhan terjadi.
"Saya meminta maaf kepada setiap pemain Italia," ujar Kovic seusai pertandingan. "Saya juga ingin meminta maaf kepada seluruh orang. Hal ini tidak bisa diterima. Orang Kroasia tidak seperti ini."
Saat pertandingan sempat tertunda untuk yang kedua kalinya, banyak penonton lebih memilih untuk meninggalkan stadion.
"Hal seperti ini tidak ada hubungannya dengan sepakbola dan saya berharap tidak pernah melihat hal ini lagi," kata Roberto Soriano yang pada laga itu membela Italia untuk pertama kalinya. "Ke depannya, kami berharap bisa fokus bermain sepak bola."
Federasi Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) akan melakukan penyelidikan terhadap hal ini. Kedua tim mungkin saja diberi hukuman karena Kroasia memicu kericuhan sementara Italia gagal mengamankan pertandingan dengan baik.