Sri Lanka, CNN Indonesia -- Presiden FIFA Sepp Blatter mengungkapkan pihaknya tidak bisa bertanggung jawab atas kondisi pekerja yang membangun stadion untuk Piala Dunia di Qatar.
Ketidakpedulian itu disampaikan Blatter kepada wartawan saat berkunjung ke Sri Lanka.
"Di Qatar mereka (para pekerja) bekerja untuk perusahaan-perusahaan besar dari Jerman, dari Perancis, dari Inggris, dan dari negara-negara Eropa lain dan merekalah yang bertanggung jawab atas para pekerja dan bukan FIFA," ujar Blatter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qatar sedang mengebut mengerjakan stadion-stadion dan fasilitas yang akan digunakan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Lembaga HAM Amnesty International pada November lalu mengkritisi mengenai kondisi pekerja di Qatar yang mendapat perlakuan tidak benar.
Selama bertahun-tahun, para pekerja migran--umumnya dari India, Sri Lanka, Nepal, Pakistan, Bangladesh, dan Filipina-- bekerja di negara teluk itu dengan upah yang murah.
Sejak FIFA memutuskan Qatar sebagai tuan rumah piala dunia, Amnesty International menyatakan para tenaga kerja mendapatkan pelanggaran atas haknya.
Saat ini diperkirakan ada sekitar 1,6 juta pekerja asing di Qatar. Jumlah mereka lebih banyak dibanding pekerja lokal yakni 20 banding satu.
Kementerian Tenaga Kerja Qatar sebelumnya menyatakan akan melakukan peningkatan kondisi terhadap pekerja dan melakukan reformasi sistem ketenagakerjaan di negara itu.