Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia tenis 2015 akan kembali didominasi oleh Novak Djokovic, Roger Federer, dan Rafael Nadal. Hal ini yang dikemukakan mantan pentenis nomor satu dunia, Pete Sampras, saat diwawancarai ESPN.
Meski perkiraan pemenang 14 kali grand slam itu mungkin benar, namun tampaknya tiga petenis dengan peringkat teratas di dunia itu akan menghadapi banyak tantangan untuk meraih gelar juara di musim depan.
Gebrakan Pemain Muda
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun 2014 merupakan tahun di mana banyak petenis muda berbakat bermunculan. Contohnya dua pemenang grand slam baru, Stanislas Wawrinka (#4) dan Marin Cilic (#9), yang masing-masing memenangkan kejuaraan Australia Terbuka dan AS Terbuka.
Wawrinka memenangkan Australia Terbuka pada bulan Januari setelah mengalahkan Rafael Nadal dalam kemenangan empat set. Sedangkan Cilic menang AS terbuka setelah mengalahkan Roger Federer di semi-final dan Kei Nishikori di final.
Petenis asal Jepang, Kei Nishikori (#5), juga tampil mengagumkan pada musim ini. Ia menjadi petenis Asia pertama yang menembus final grand slam tunggal dan juga mencapai semifinal ATP World Tour Finals.
Di AS Terbuka, petenis yang kini dilatih Michael Chang itu bahkan berhasil mengalahkan Novak Djokovic dalam pertandingan semi-final.
Milos Raonic (#8) juga menghasilkan prestasi yang baik pada tahun ini. Ia semakin mengasah kemampuannya dan kemungkinan besar akan membuat sebuah gebrakan di tahun depan.
Bersaing ketat dengan Nishikori, petenis yang dinobatkan sebagai atlet terbaik di Kanada itu berhasil menang atas Nishikori di Wimbledon 2014
Petenis muda lainnya seperti Tomas Berdych (#7) dan David Ferrer (#10) juga akan semakin berbahaya di musim depan, karena mereka semakin berusaha meraih gelar yang akan menimbulkan kesulitan bagi "3 Besar".
Berbicara mengenai kesulitan, jangan lupakan nama Gael Monfils (#18) yang sempat merepotkan Roger Federer di Piala Davis tahun ini. Bakatnya dalam hal menyulitkan pemain senior tampaknya akan membuatnya semakin bersinar di 2015.
Meski banyak yang meraih pencapaian-pencapaian baru, beberapa petenis muda juga ada yang mengalami kegagalan. Seperti halnya Andy Murray (#9) yang tampil mengecewakan tahun ini karena masih berusaha pulih dari operasi cedera punggungnya di akhir 2013.
Namun ia masih berhasil meraih tiga gelar kejuaraan lain menjelang penghujung tahun --Valencia, Vienna dan Shenzhen-- Murray akan menjadikan tahun 2014 sebagai pelajaran untuk mengubah "3 Besar" menjadi "4 Besar".
Membaca kronologis prestasi yang diraih petenis muda tahun ini, rasanya semakin sulit untuk mengatakan kalau "3 Besar" bisa dengan mudah menang di musim 2015.
Terutama jika para pemain muda dapat konsisten mempertahankan kemampuannya menghajar para pemain tua.
Serena Masih MendominasiSeperti Djokovic, Serena Williams (#1) sangat konsisten memenangi kejuaraan.
Tahun 2014 ia memenangkan tujuh gelar, termasuk di antaranya grand slam AS terbuka. Tahun ini pun ia mengulang suksesnya di tahun lalu sebagai juara dunia tenis wanita.
Meski tidak sebagus pada tahun 2013 --saat ia memenangkan sepuluh gelar, tahun ini ia tetap memimpin peringkat tenis wanita dunia dengan 1,435 poin untuk bekalnya di tahun 2015.
Maria Sharapova (#2), Simona Halep (#3) dan Petra Kvitova (#4) di tahun depan mungkin akan mencoba menggempur kemenangan abadi Serena.
Namun, pada 2014, mereka bahkan belum memenangkan enam atau tujuh gelar seperti Serena.
Sharapova tahun ini menang untuk kedua kalinya di Prancis Terbuka setelah mengalahkan Halep.
Halep juga yang berhasil mengalahkan Williams di pertandingan WTA. Sayangnya di babak final, Halep harus kalah dari Williams.
Sedangkan Kvitova juga menjadi pesaing berat Sharapova, karena berhasil mengalahkannya di WTA Finals, Beijing dan Miami. Kvitova juga menjuarai Wimbledon tahun ini setelah mengalahkan Eugenie Bouchard (#7).
Masalah Pemain SeniorPara pemain muda tampaknya harus pintar-pintar mengambil keuntungan dari cedera pemain senior yang kerap menyulitkan diri mereka sendiri.
Sementara itu, para pemain senior juga cepat atau lambat harus mengubah gaya permainan mereka yang "agresif" dan mengandalkan kekuatan fisik, agar mereka tetap bisa bertahan di dunia tenis tahun depan.
Novak Djokovic mungkin akan dengan susah payah mempertahankan peringkat nomor satunya. Belum lagi ia harus kembali memenangkan ATP World Tour Finals di 2015, karena Roger Federer tampaknya tidak akan kembali menyerah oleh cedera di final tahun depan.
Persaingan di antara sesama "3 Besar" juga akan semakin memanas, karena Rafael Nadal akan kembali dari cedera punggung yang menyebabkannya kalah dari Wawrinka pada Australia Terbuka di bulan Januari. Namun Nadal tetap harus memulihkan dirinya sebelum bisa kembali bersaing dengan Djokovic dan Federer.
Begitu juga dengan Williams dan Sharapova, yang harus bersaing di usia yang tidak muda lagi dengan para petenis muda.
Agar tetap menang di tahun depan, salah satu hal yang harus Williams perhatikan ialah daya tahan tubuhnya, setelah cedera punggung dan lutut yang ia derita kambuh di awal musim 2014.
Cedera bahu yang diderita Sharapova pada 2008 dan 2013 --sehingga ia harus beristirahat sejenak sebelum kembali di 2014-- juga harus mampu ia atasi secara tuntas untuk mampu menggantikan Williams menang di musim depan.
(ard/vws)