BALLON D'OR

Cristiano Ronaldo, Si Bocah Penunggu Toko Roti

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Selasa, 13 Jan 2015 08:48 WIB
Dari kampung halamannya di Santo Antonio, Portugal, Cristiano Ronaldo berjuang keras untuk menjadi seorang pesepakbola hebat seperti saat ini.
Cristiano Ronaldo mengajak anaknya ke atas panggung untuk menerima penghargaan Ballon d'Or. (Reuters/Arnd Wiegmann)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dandanan necis pemain Real Madrid, Cristiano Ronaldo, saat datang ke ajang penghargaan FIFA Ballon d'Or 2014 di Zurich pada Senin (12/01) sepertinya menjadi penanda bahwa dirinyalah yang berhak memenangkan kategori Pemain Terbaik tahun ini.

Tidak hanya di lapangan, Ronaldo seakan berambisi ingin juga melakukan hattrick dalam memenangi Piala Bola Emas ini.

Datang dengan keluarga besarnya, Ronaldo akhirnya pun benar terpilih sebagai Pesepak Bola Terbaik Ballon d'Or.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pidato kemenangan yang dramatis disertai kemunculan sang anak ke atas panggung, Ronaldo bisa dikatakan sebagai bintang yang lengkap untuk melengkapi sensasi di dunia sepak bola saat ini.

Tapi, sebagaimana kisah dalam sepak bola pada umumnya bertutur tentang perjuangan keluar dari kemiskinan, demikian pula kisah Ronaldo.

Pemain sepak bola glamor ini besar di Santo Antonio.

Masa kecilnya dulu tidak seindah deretan mobil mewah yang kini dimilikinya. Ronaldo dibesarkan oleh sang ibu yang bekerja sebagai juru masak, dan sang ayah yang seorang tukang kebun.

Dari tangan sang juru masak dan tukang kebun, Ronaldo kecil mesti rela hidup kurang berkecukupan. Keinginan memiliki kehidupan yang lebih baik, sudah diimpikan Ronaldo sejak saat itu.

Guru di sekolah dasarnya, Francisco Afonso, mengatakan kalau Ronaldo anak yang tidak pernah berhenti melatih dirinya dalam hal apapun.

"Ia selalu ingin terlibat dan menguasai semua hal," kata Afonso seperti yang dikutip dari Goal.com.

Bakatnya di dunia sepak bola juga dimulai dari masa kanak-kanak Ronaldo. Teman kecilnya, Rui Alves, mengatakan kalau Ronaldo hanya mau diajak bermain sepak bola.

Bersama Alves pula, Ronaldo setiap hari mengunjungi toko roti yang akan tutup untuk mendapatkan sisa roti yang tidak terjual.

"Kami sering bermain bersama, tetapi Ronaldo lebih sering bermain bola," ujar Alves.

Ricardo, yang juga salah satu temannya di klub pertama Ronaldo, Andorinha, bahkan mengatakan Ronaldo sering kesal kalau ia tidak mendapat operan bola.

"Kalau kami kalah, ia menangis," kata Ricardo.

Tapi daru bocah kecil di Santo Antonio itu, Ronaldo kini telah bertransformasi menjadi pesepakbola yang mampu meraih penghargaan Pemain Terbaik untuk ketiga kali.

Dipilih oleh wartawan, pelatih dan pemain sepak bola internasional, Ronaldo bukan satu-satunya nominasi pemain Terbaik.

Ronaldo mendapat suara 37,66%, Lionel Messi 15,76%, Manuel Neuer 15,72%, Arjen Robben 7,17% dan Thomas Muller 5,42% (ard/vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER