Jakarta, CNN Indonesia -- Dahulu sekitar pertengahan abad ke-19, sebagaimana dikutip dari
The Guardian, dikatakan tiga pilar utama kehidupan masyarakat Skotlandia adalah: Gereja Skotlandia, sistem hukum Skotlandia yang unik, dan klub sepak bola Glasgow Rangers.
Kini ketiga pilar tersebut seakan terombang-ambing dihantam kerasnya arus modernisasi dan globalisasi.
Gereja Skotlandia sekarang terhuyung-huyung sementara Hukum Skotlandia juga dihinggapi berbagai kontroversi seiring berkembangnya zaman. Namun yang lebih buruk dan mengkhawatirkan dari kedua hal tersebut adalah salah satu dari dua klub sepak-bola raksasanya nya, Glasgow Rangers.
Kisah terpuruknya Rangers adalah sebuah peringatan kepada klub sepak-bola manapun yang menganggap kejayaan tak akan pernah berkesudahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejayaan RangersThe Light Blues, julukan ketiga Rangers, pertama kali terbentuk pada bulan Maret 1872, kala sepak bola di Eropa sedang berada pada cikal bakal perkembangan yang akan menyebabkan olahraga ini terkenal di lingkungan sekolah dan universitas.
Pada masa itu, sepak bola juga mulai diperkenalkan ke berbagai belahan dunia.
Rangers, pun tak ketinggalan mengikuti perkembangan sepak bola. Tiket musiman terjual lebih dari 40 ribu banyaknya, dan Stadion Ibrox selalu saja dipadati kurang lebih 50 ribu penonton bahkan sempat melebihi kapasitasnya.
Kala itu Rangers juga tampak dan tak tergoyahkan. Baru delapan tahun berdiri, klub asal Glasgow ini meraup gelar juara di pentas domestik dengan total hingga tahun 2011 telah juara mengangkat piala 54 kali -- di Piala Skotlandia Rangers juara 33 kali dan Liga Skotlandia Rangers juara 27 kali.
Dalam skala benua, Rangers juga pernah menjuarai Piala Eropa (kini Liga Champions) pada tahun 1971-1972, dengan sebelumnya terlebih dahulu mendapatkan dua kali gelar juara kedua tahun 1960-1961 dan 1966-1967.
Kemenangan di Piala Eropa memberi kemilau ketenaran bagi klub tersebut. Rangers juga sempat menjadi juara kedua dalam Piala UEFA tahun 2007-2008.
TerpurukKini di peringkat UEFA sendiri, Rangers seperti tak melambangkan mantan juara. Jangankan 100 besar klub Eropa, posisi Rangers merosot jauh dan terhenti di peringkat 112.
Begitupun di level domestik. Rangers tidak berada di divisi pertama. Namun di divisi dua, meski Rangers tampil cukup baik dengan berada di posisi kedua klasemen dengan poin (41) di bawah klub Skotlandia lainnya, Hearts (54), dan diatas Hibernian (33).
Jika ditelisik lebih jauh dan dalam, adalah Sir David Murray yang sebenarnya bisa disalahkan atas terpuruknya Rangers. Murray adalah salah satu pengusaha terbaik Skotalndia yang membeli Rangers pada tahun 1988. Melalui kekayaannya, Murray tak segan mengisi "bensin uang" kepada klub tersebut.
Murray memang kaya, akan tetapi ia membangun kekayaannya bukan hanya melalui bakat dan kerja keras sebagai pengusaha, namun juga melalui utang.
Dalam filosofinya, ia tidak pernah khawatir untuk berhutang hingga jutaan poundsterling karena ia percaya bahwa hutang akan menjadi bahan bakarnya dalam meraup imbalan lebih besar.
Filosofi tersebut juga diterapkan di Rangers. Alhasil pada tahun 2003, hutang bersih Rangers mencapai 82 juta poundsterling.
Inilah cikal bakal pergelutan Rangers dengan urusan keuangan, pajak, likuidasi, dan posisi klub di domestik dan benua.
Enam tahun kemudian, Murray mengundurkan diri sebagai ketua Rangers dan Craig White membeli Rangers dengan harga 1 poundsterling -- namun menanggung hutang 18 juta poundsterling Rangers ke Bank Lloyds dan keseluruhan total hutang 27 juta poundsterling.
Kegagalan membayar pajak lalu membuat Rangers bangkrut pada Februari 2012, diturunkan ke divisi keempat Liga Skotlandia dan ditinggalkan para pemain bintangnya.
Manajer Karteker McDowall Tinggalkan RangersSaat ini, Glasgow yang sedang merangkak bangkit untuk mengembalikan kejayaannya tersebut mengabarkan pada hari Selasa (20/1) bahwa manajer karteker Rangers, Kenny McDowall telah mengajukan pengunduran dirinya karena alasan pribadi.
"Dari pihak klub menghargai keputusan Kenny dan ia akan terus mendapat dukungan penuh dari siapapun yang ada di Rangers," kata pihak Rangers dalam sebuah pernyataan.
McDowall yang kini berusia 51 tahun, mengambil alih klub pada bulan Desember dari mantan penyerang Rangers, Ally McCoist, yang bertanggungjawab atas kejatuhan raksasa Skotlandia tersebut sejak tahun 2011.
Pengunduran diri McDowall muncul di tengah perebutan kekuasaan dan untuk mempertahankan kesehatan keuangan klub. Rangers saat ini dikabarkan membutuhkan enam hingga delapan juta poundsterling untuk melunasi hutang gaji pegawai dan juga biaya operasional, jika tak ingin bangkrut untuk yang kedua kali.
Menurut laporan media, dua pemangku kepentingan - pendiri Sports Direct dan pemilik Newcastle United Mike Ashley, dan konsorsium Three Bears - secara terpisah siap memberikan 10 juta poundsterling sebagai pinjaman.
Namun ini pun dengan "pengganti" tak murah, yaitu hak atas pengelolaan stadion bersejarah Ibrox dan juga pusat latihan Rangers. Nasib mereka baru akan ditentukan pada 27 Januari nanti, melalui rapat umum luar biasa para pemegang saham Rangers.
Hari ini Rangers adalah lambang kepudaran dan kegoyahan keyakinan masyarakat Skotlandia. Bangkit dan jatuhnya tidak hanya mencerminkan bagaimana sebuah klub sepak bola kehilangan rasa, tapi juga indentitasnya.
(vws)