Jakarta, CNN Indonesia -- Pejabat bidang olahraga Tiongkok memberi sinyal akan menurunkan target perolehan medali emas setelah pengawas Partai Komunis mensinyalir tingginya potensi pengaturan skor dan kecurangan.
Beberapa pihak di Tiongkok menduga, banyak terjadi skandal kecurangan olahraga di negeri tersebut lantaran mereka ingin mendapatkan medali emas dengan cara apapun.
Pejabat Tiongkok juga juga melontarkan kritik keras terhadap ketatnya program atlet yang ditargetkan medali emas seperti yang dilakukan di Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pejabat administrasi olahraga Tiongkok mengatakan, keinginan memperoleh medali emas membuat banyak pelatih dan pemain yang menghalalkan banyak cara untuk mewujudkan hal tersebut.
"Hal-hal tak bermoral dan melawan hukum dilakukan demi meraih medali emas. Semua itu tak hanya merusak olahraga itu sendiri, tapi juga negara terkait," ujar salah satu pejabat Tiongkok seperti yang dituliskan
Reuters.
"Kami harus menghilangkan hal-hal negatif ini."
Para pejabat itu lalu mengumpulkan data yang diperoleh Komisi Disiplin Anti Korupsi Tiongkok yang menemukan banyak masalah dan pengaturan skor.
Salah satu yang akan dilakukan Tiongkok adalah menghapus ajang penghargaan bagi provinsi yang atletnya memperoleh medali emas terbanyak. Sebelumnya, Tiongkok selalku menggelar acara ini setiap empat tahun sekali.
Sepak bola merupakan cabang olahraga dengan skandal korupsi dan pengaturan skor terbanyak di Tiongkok.
Sejak 2009, kasus korupsi di sepak bola telah membuat setidaknya sembilan pejabat, empat wasit, 13 pelatih dan pemain, serta 17 staf klub dipenjara.
Presiden Xi Jinping, sebagai pecinta sepak bola, juga mengakui korupsi olahraga di negara sudah sangat memalukan.
Cabang olahraga renang juga terkena skandal doping. Tahun lalu, perenang pria Tiongkok, Sun Yang, dilarang bertanding setelah kedapatan positif menggunakan doping
trimetazidine.
Lalu, selama Olimpiade 2012, atlet Wu Minxia memilih menyembunyikan ibunya yang berjuang melawan penyakit kanker karena tak ingin latihannya terganggu.
(vri)