Tokyo, CNN Indonesia -- Sekitar 30 ribu pelari akan berlomba maraton di kota Tokyo dalam ajang Tokyo Marathon bulan ini.
Sekelompok polisi elite yang dibekali kamera akan berada di antara puluhan ribu penonton tersebut. Mereka akan mengamankan lomba lari dengan jarak tempuh 42,2 km tersebut.
Para polisi itu akan merekam situasi lomba lari itu secara terkini untuk mencegah potensi gangguan keamanan dengan cepat. Seperti dilansir Reuters, Negara Matahari Terbit itu semakin meningkatkan keamanan setelah kelompok militan ISIS mengeksekusi dua sandera Jepang di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jepang mewaspadai salah satu ancaman kelompok tersebut akan melakukan kekerasan terhadap warga Jepang, termasuk di negeri itu.
Sistem pengamanan dengan kamera yang terlibat langsung dalam lomba adalah salah satu strategi keamanan Jepang jelang Olimpiade musim panas pada 2020 nanti di kota Tokyo.
Selain itu, juru bicara kepolisian Jepang mengatakan tingkat pengamanan untuk Tokyo Marathon sudah ditambah sejak serangan bom teroris ditengah-tengah lomba lari maraton Boston pada 2013 lalu.
"Kalau polisi ada di antara para pelari, mereka akan bisa melihat segalanya lebih cepat. Dan pelari yang ikut bagian dalam lomba itu akan merasa lebih aman," katanya.
Para polisi yang ikut berlari itu akan menggunakan tanda khusus dan dibekali kamera kecil yang mengirim gambar secara langsung ke markas polisi pada waktu terkini.
"Semua polisi dilatih untuk hal-hal seperti ini, karena Anda tidak akan pernah tahu kapan anda harus berlari dalam tugas sehari-hari," tukas juru bicara itu.
Ada 64 polisi yang akan ikut berlari di antara peserta Tokyo Marathon. Selain itu, ribuan polisi dan petugas keamanan lainnya akan menjaga keamanan di sepanjang rute pada lomba yang akan berlangsung pada 22 Februari 2015 itu.
Berdasarkan keterangan panitia akan ada 36 ribu pelari dan lebih dari 100 ribu penonton dalam ajang lomba lari tersebut.
(kid/kid)