Jakarta, CNN Indonesia -- Jersey atau kostum sebuah tim sepak bola tak hanya menjadi identitas klub, tapi jelas juga sebagai ajang pencarian pendapatan untuk operasional mereka.
Menampilkan logo sponsor di kostum menjadi cara mencari dana paling efektif. Cara seperti ini pertama kali dipopulerkan Liverpool pada Juli 1979.
Kala itu, Liverpool terikat kontrak dengan Hitachi senilai 50 ribu poundsterling untuk menampilkan logo mereka di kostum The Reds.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak itu, di kostum-kostum klub sepak bola terlihat menempel banyak logo sponsor. Beberapa bahkan bukan cuma satu atau dua logo sponsor semata.
Sepak Bola Sebagai Industri
Ketika sepak bola sudah menjadi sebuah industri, jersey (kostum pemain), sponsor, dan merchandise (pernak-pernik) merupakan tiga hal penting untuk mendongkrak keuangan klub.
Penjualan jersey dan
merchandise ke para penggemar (suporter) akan menghasilkan pemasukan dana yang cukup signifikan bagi klub.
Dikenal dan kemudian dipilih para suporter setia sebuah klub, menjadi sasaran para sponsor menggelontorkan uangnya untuk bisa tampil di kostum klub favorit.
Sementara itu, dari sisi klub, mereka juga membutuhkan uang untuk operasional dan membiayai laga-laga mereka sepanjang musim.
Di Indonesia, hampir semua klub melakukan perburuan keuangan dengan cara menjaring sponsor. Salah satunya adalah Persib Bandung.
Untuk musim kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) 2015, klub berjuluk Maung Bandung itu menempel logo sponsor di jersey tim. Dalam peluncuran jersey yang dilangsungkan pada 8 Februari 2015, setidaknya ada sembilan logo--dari 13 sponsor--yang menempel di jersey tim asal kota Bandung tersebut.
Namun, saat bertanding di kualifikasi Liga Champions Asia tengah pekan ini, Persib hanya menempelkan satu sponsor utama di bagian dada jersey-nya.
Di Eropa, klub asal Swiss, FC Basel juga menempel logo sponsor lebih dari satu di jerseynya. Selain logo sponsor di bagian perut atas, Basel juga menempel sebuah logo sponsor di bagian dada kanan atas dan di atas nomor punggung.
 Saat berlaga di pentas domestik, jersey pemain FC Basel (depan) tak hanya sponsor di bagian dada, tetapi juga ada di bagian punggung atas dan di dada kanan atas. (Getty Images/Ronald Wittek / Stringer) |
Namun, hal itu hanya dilakoni di liga domestik. Saat tampil di kompetisi Eropa, Basel pun merelakan emblem sponsor yang di bagian belakang serta bagian dada atas sehingga menyisakan satu yang menempel pada bagian atas perut.
Aturan KonfederasiApa yang dilakukan Persib dan Basel itu tak lain karena aturan konfederasi sepak bola di wilayah masing-masing yang telah mengikat. Otoritas konfederasi sepak bola Eropa (UEFA) memiliki aturan terkait sponsor dan jersey klub yang berlaga di pentas Eropa.
Aturan tersebut hanya memperbolehkan sebuah klub menempelkan satu logo sponsor di bagian depan kostum yang mereka gunakan saat berlaga di kompetisi Eropa.
Tak ayal, beberapa klub harus mengubah desain kostum mereka lantaran aturan tersebut. Salah satunya Basel yang terkena aturan Liga Champions dalam artikel 19 tentang seragam tim yang digunakan saat bertanding di kompetisi tersebut.
Persib pun begitu. Lantaran harus berlaga di Liga Champions Asia, mereka harus menanggalkan logo-logo sponsor dan memilih satu yang utama saat mentas di Asia.
"Sponsor untuk Liga Champions dan AFC harus mengikuti aturan, dengan menampangkan satu logo saja di jersey. Termasuk di dalam stadion juga," ujar Direktur PT PBB, Risha Adi Widjaya, selaku pengelola Persib, beberapa waktu lalu.
(kid)