Liverpool, CNN Indonesia --
Pengantar: Tanya jawab ini adalah terjemahan wawancara CNN International dengan Kiper Everton, Tim Howard, yang dimuat dalam naskah dengan judul asli 'Tim Howard opens up about Tourette's, divorce and wanting to be a soccer dad'.Siapa sangka, Tim Howard yang tangguh di bawah mistar gawang Everton ternyata memiliki gangguan saraf yang dikenal dengan istilah sindrom Tourette. Penjaga gawang asal Amerika Serikat (AS) itu membeberkan mengenai sindrom yang ia derita dalam buku autobiografinya,
The Keeper. Dalam buku tersebut, Howard juga menjelaskan bahwa gejala sindrom yang mulai terlihat saat dirinya 10 tahun.
Tak hanya itu, beberapa saat kemudian Howard muda juga didiagnosa menderita gangguan obsesif-kompulsif. Howard beruntung, sindrom dan gangguan itu tak mengganggu kariernya sebagai pesepak bola.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan tahun lalu kiper yang kini memelihara janggut itu didaulat sebagai atlet terbaik AS. Howard menyatakan, kondisi
hyperfocus yang dideritanya justru membantu, terutama saat mengantisipasi tembakan lawan dan tendangan penalti.
Hal ini ia tunjukkan di Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil. Di ajang Piala Dunia di Brasil tersebut Howard berhasil membawa tim Negara Paman Sam lolos ke babak 16 besar. Walaupun kalah 1-2 dari Belgia, Howard tercatat melakukan 16 penyelamatan brilian.
Berikut petikan wawancara
CNN.com dengan Howard di fasilitas latihan Everton. Selain membicarakan tentang sindrom yang dideritanya, ia pun terbuka untuk membicarakan hubungannya dengan sang buah hati.
CNN: Tim, marilah bicarakan tentang kehidupanmu di luar sepak bola. Bagaimana kebahagiaan anda saat ini?Howard: Saya orang yang beruntung. Saya sangat beruntung. Saya memiliki kawan yang hebat, keluarga yang hebat. Saya melakukan segalanya untuk sepak bola dan sangat menyenangkan untuk memiliki (kawan dan keluarga) untuk melarikan diri sejenak.
CNN: Anda bilang anda bahagia dan sangat beruntung. Apa yang terbaik dari menjadi seorang Tim Howard?
Howard: (Tertawa) Saya pikir bagian terbaiknya adalah keluarga saya. Saya pikir setiap orang akan mengapresiasi sebuah keluarga yang sehat, memiliki hubungan yang kuat di antara mereka--dan itu saya miliki. Saya tak mendapatkan ini begitu saja, saya merasa beruntung.
CNN: Apa yang paling sulit dari menjadi seorang Tim Howard?Howard: Untuk saat ini adalah jauh dari anak-anak saya. Saya kira orang tua mana pun akan setuju bahwa itu sulit. Tetapi jauh dari keluarga adalah pengorbanan di awal sehingga akhirnya saya bisa pensiun sebelum usia 40 dan berada di rumah setiap hari.
CNN: Dalam buku, Anda mendiskusikan tentang perjalanan anda dari Inggris ke Memphis untuk melihat anak-anak dan betapa David Moyes (kala melatih Everton) memberlkan keleluasaan. Musim ini anda sudah keluar dari tim nasional dan akan memiliki lebih banyak waktu dengan anak anda sendiri. Berapa sering anda pulang sekarang?Howard: Saya mendapatkan banyak peluang karena jelas sekali ada banyak jeda internasional; saya tidak bermain, jadi saya bisa pulang dan menemui anak saya lebih sering, ini seperti sebuah berkat Tuhan.
CNN: Orang sering menilai anda sebagai seorang kiper. Sekarang bagaimana seorang Tim Howard menilai dirinya sendiri sebagai seorang ayah?Howard: Pertanyaan bagus. Saya bilang ada di angka 10, tapi
hey, anda tahu (tertawa). Saya sedang mencoba untuk kembali ke rumah, menjadi lebih dekat dengan anak-anak saya dan gantung sepatu, sungguh, melakukan apapun hari demi hari--pergi ke sekolah, menjemput mereka dari latihan bisbol dan sepak bola. Saya pikir putri saya akan meminta saya melatih tim sepak bolanya, jadi saya tak tahu akan seperti apa, tapi marilah kita lihat nanti.
CNN: Bagaimana andai Jacob dan Ali berkata, "Pa, saya mau menjadi seorang atlet pro!?"Howard: Saya tentu saja akan memandu mereka dan menolong mereka. Saya pikir anda harus belajar dari kegagalan dalam hidup. Saya juga belajar dari kesuksesan.
Setiap orang tentu ingin melindungi anak anda dari rasa sakit, kekecewaan, dan kegagalan. Tetapi, di saat yang sama, Anda tahu mereka harus melalui itu untuk belajar dan berkembang. Hal yang menarik pada diri saya adalah saya sempat merasakan saat tertinggi dan terendah. Jadi saya bisa mendorong mereka ke arah tepat. Saya pikir Jacob pun ingin menjadi seorang kiper. Jadi kita lihat saja nanti.
Kami tidak mendorong anak-anak untuk menjadi atlet yang luar biasa. Kami berikan mereka wadah untuk merasa senang.
Ali adalah seorang penyerang dan dia melakukannya dengan baik, sementara Jacob bermain di gawang dan mengikuti segala hal yang saya lakukan, yang membuat saya senang dan kadang-kadang merasa ngeri. Melihatnya mencoba menirukan beberapa hal yang pernah saya lakukan adalah salah satu momen ketika saya merasakan begitu banyak kebanggaan.
 Tim Horward berupaya menghadang bola tembakan penalti lawan beberapa waktu lalu. (Reuters/Darren Staples |
CNN: Bicara tentang kehidupan di lapangan hijau, anda menyatakan sindrom Tourette telah membantu anda dalam menjadi seorang kiper. Bagi Anda, apa rasanya menjadi kiper jika tak memiliki Tourette?Howard: Ini pertanyaan yang sulit untuk dijawab, yaitu akan seperti apa hidup tanpa (sindrom) ini. Saya tak tahu. Saya menemukan jalan untuk melangkah bersamanya dan menjadi sukses. Jadi, sulit bagi saya untuk mengatakan akan seperti saya, atau tipe kiper apa saya nantinya.
Saya berharap memiliki atribut yang sama secara fisik sehingga saya bisa menggunakannya dalam waktu tertentu pada karier saya. Saya akan mencari tahu pendekatan mental dari permainan saya, tetapi tentu saja (Tourette) ini membantu saya.
CNN: Andai ada sesorang yang bilang,"Tim, kamu akan hidup tanpa sindrom Tourette," apa yang akan Anda katakan?Howard: Sulit bagi saya untuk membayangkan hari dimana saya hidup tanpa sindrom Tourette, karena saya memang memilikinya dan bahagia dengan diri saya (terdiam). Saya mungkin akan mengatakan, "tidak."
(kid/kid)