Jakarta, CNN Indonesia -- Ada satu pertanyaan. Mengapa harus menggunakan sepatu khusus kala menggunakan waktu luang untuk berolahraga lari? Fungsi. Itulah jawabannya.
Ya sepatu lari memiliki fungsinya sendiri untuk membantu seseorang menjadi lebih nyaman, terjamin keamanan, hingga berimbas pada performa yang maksimal.
Perjalanan sejarah sepatu lari pun terus berkembang seiring perkembangan kemampuan, kecerdasan, serta daya nalar manusia atas otonomi kaki dan cara menjejakkan kaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih dari setengah abad lalu dunia menyaksikan kehadiran juara olimpiade lari jarak jauh (marathon) yang tak menggunakan alas kaki. Abebe Bikila asal Ethiopia mendobrak pemahaman para atlet dan penikmat olahraga karena mampu memenangkan medali emas di Olimpiade Roma 1960 dengan berlari tanpa sepatu.
Namun, puluhan tahun kemudian, Leo Manzano, meraih medali Olimpiade untuk lomba lari jarak 1500 meter dengan sepatu produksi Hoka One One yang memiliki keempukan sol dua kali lebih tebal dibanding biasanya.
Manzano yang sebelumnya menderita gangguan plantar fasciitis, yakni radang pada kakinya, menilai tak akan bisa berlari kembali pada Maret tahun lalu. Namun sekitar tiga bulan kemudian semuanya berubah. Pada Juli 2014 dia tetap berlari dan menjadi pelari tercepat di Amerika untuk jarak 1500 meter.
Inovasi sepatu lari terus berkembang. Di masa olahraga modern, inovasi itu lebih didorong dari upaya para produsen sepatu memberikan barang kualitas terbaik bagi atlet-atlet yang mereka sponsori.
Salah satunya Usain Bolt--si sprinter peraih enam medali emas Olimpiade asal Jamaika--yang disokong produsen alat olahraga asal Jerman, Puma. Pada pertengahan Februari lalu Bolt menembus udara dingin kota New York untuk mempromosikan sepatu lari terbaru produksi Puma.
Sepatu-sepatu lari yang ada saat ini sudah lebih inovatif dibandingkan masa lalu. Salah satu ikon kompetisi lari dunia adalah lomba lari maraton di Boston, Amerika Serikat.
Maraton Boston adalah perlombaan tahunan yang diselenggarakan sejak 1897. Seperti dilansir CNN, lomba maraton itu terinspirasi dari kesuksesan maraton pada olimpiade pertama setahun sebelumnya.
Kala itu, sepatu lari terlihat kaku. Hingga 1920, Clarence DeMar yang memenangkan Maraton Boston sebanyak tujuh kali dan juga para pelari lain menggunakan sepatu lari yang diselimuti kulit dan alas karet.
Karet itu sendiri merupakan paten dari perusahaan karet Amerika Serikat yang dikenal dengan nama Keds pada 1916. Produksi pertama sepatu itu disebut dengan istilah
sneaker.Ketika Perang Dunia II hampir meletus di kawasan Pasifik dan Eropa, sebuah perusahaan di Wimbledon, Inggris, memperkenalkan sepatu untuk para sprinter.
Sepatu itu memiliki paku-paku khusus di bagian alas depan untuk membantu para sprinter. Pada awal dekade 1950, pelari Jepang Shegeki Tanaki memenangkan Maraton Boston dengan sepatu yang memiliki belahan. Tanaki menggunakan sepatu yang memiliki belahan untuk memisahkan jempol kaki dengan jari lainnya.
Persaingan Dimulai dari Dekade 1970anSedekade kemudian kejutan datang dari pelari asal Ethiopia Abebe Bikila yang memenangkan Olimpiade Roma 1960 tanpa menggunakan sepatu atau alas kaki. Lari tanpa alas kaki ini kemudian menimbulkan perdebatan sampai dengan saat ini.
Bahkan, pada 2005 lalu produsen sepatu asal Amerika Serikat, Vibram, menerbitkan sepatu dengan desain lima jari. Sepatu itu dibuat mirip seperti kaki manusia--mungkin terinspirasi dari Bikila. Mereka bahkan menempatkan nama Bikila sebagai salah satu model sepatunya, yang kemudian diprotes keturunan sang atlet.
Pada tahun yang sama Bikila memenangkan medali emas, di Amerika Serikat, pabrik New Balance memproduksi Trackster yang merupakan salah satu produksi masif sepatu ringan dengan sol yang memiliki riak dalam untuk mencegah terpeleset.
Memasuki dekade 1970an ditemukan teknologi baru. Sol sepatu tak lagi dijahit, melainkan ditekan pada lem khusus yang membuat sepatu menempel kuat di badan sepatu.
Sejak dekade 1970an persaingan antara produsen olahraga begitu ketat dalam menyuplai cabang olahraga. Pada cabang olahraga lari, dikenal pula dengan kehadiran Brooks dan Onitsuka Tiger yang menerjang barisan produsen besar.
Pada 1978 pendiri Nike, Bill Bowerman, mematenkan sol khusus untuk pijakan yang lebih baik.
Memasuki pertengahan periode 2000an perkembangan sepatu lari pun dipadupadankan dengan teknologi pelacak daring. Hal itu memungkinkan pelari mengetahui jarak dan peta jalur kawasan yang lalui dengan berlari.
(kid)