Jakarta, CNN Indonesia -- Harry Kane baru menjalani satu musim yang gemilang di Liga Primer Inggris. Ia pun baru saja mendapatkan panggilan pertama ke tim nasional Inggris. Namun namanya sudah mulai dibandingkan dengan bomber legendaris Inggris, Alan Shearer.
Shearer adalah ujung tombak utama 'The Three Lions' pada dekade 90-an. Ia pencetak gol terbanyak di Piala Eropa 1996 dan selalu menjadi bomber andalan di tiap gelaran turnamen besar.Dengan 63 penampilannya di tim nasional, Shearer berhasil mencetak 30 gol.
Torehan Shearer di Liga Inggris pun juga terbilang luar biasa. Pemain yang pernah berkostum Newcastle United dan Blackburn Rovers ini adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak Liga Primer Inggris dengan catatan 260 gol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Catatan itu jelas terbilang bagaikan langit bagi posisi Kane saat ini. Kane memang telah mencetak 19 gol dan berdiri sebagai pencetak gol terbanyak saat ini, bersanding dengan Diego Costa, namun tetap ini barulah satu musim gemilang yang dimiliki Kane.
Mungkin lantaran Kane baru akan menjalani debutnya bersama tim senior, maka euforia publik dan ekspektasi terhadap dirinya begitu tinggi. Kane diharapkan bisa mengikuti jejak Shearer sebagai striker tajam.
Apalagi, sepeninggal Shearer, Inggris belum memiliki bomber sejati. Memang ada Michael Owen dan Wayne Rooney, namun tipikal mereka berbeda jika dibandingkan Shearer yang seorang target man.
Memang ada sosok macam Emile Heskey dan Peter Crouch, namun jelas tidak sebanding jika disejajarkan oleh Shearer.
Kane sendiri sadar akan posisinya. Ia tak mau terbuai dengan segala pujian dan sanjungan yang terus mengalir padanya. Kane sadar, ia hanyalah seorang pemain muda yang baru akan mendapatkan pengalaman pertama bermain bersama tim nasional.
"Saya masih seorang anak kecil dan saya pun ingat bahwa saya beberapa kali menangis lantaran tim nasional gagal dalam adu penalti," ucap Kane seperti dikutip dari Daily Mail, mengenang.
"Saya ingat Piala Eropa 2004, ingat Piala Dunia 2006 dimana (Wayne) Rooney dikartumerah dan Cristiano Ronaldo mengedipkan matanya. Saya ingat semua."
"Saya selalu menonton pertandingan tim nasional bersama keluarga. Saya selalu menggunakan hati setiap menonton laga-laga itu," tutur pemain berusia 21 tahun ini menambahkan.
Kini, Kane sudah benar-benar menjadi bagian dari tim nasional Inggris. Ia bukan lagi berada dalam deretan kursi penonton saat Inggris melakoni dua laga melawan Lithuania dan Italia nanti.
Kane akan menjadi bagian dari tim, entah itu dari kursi cadangan ataupun ikut bermain di lapangan.
Pilihan kedua sendiri didukung oleh banyak orang. Publik Inggris sepertinya ingin melihat apakah Kane mampu mempertahankan nalurinya sebagai pencetak gol saat dirinya berkostum tim nasional.
Peringatan ShearerDan, Shearer, pemain yang dibanding-bandingkan dengan Kane, sama sekali tidak merasa keberatan dengan penilaian publik yang mengalir selama ini.
"Saya lebih memilih untuk membiarkan orang berbicara dan menilai apakah saya lebih baik, lebih buruk, atau memang berbeda," ujar Shearer seperti dikutip dari Sky Sports.
"Namun yang pasti saya adalah salah satu penggemar dirinya," katanya menegaskan.
Bagi Shearer, Kane sudah menunjukkan penampilan yang sangat luar biasa di musim ini.
"Saya suka caranya bermain di lapangan. Ia kuat di udara, mau berlari menjemput bola, sentuhannya pun mengagumkan. Lebih dari itu, sikapnya juga sangat baik," ucap Shearer.
"Sulit rasanya membayangkan ada orang berkata bahwa mereka tidak terpukau oleh Kane saat ini."
Meski memuji, Shearer pun mengingatkan bahwa Kane saat ini belumlah apa-apa.
"Itu menyebutkan bahwa Kane sudah pasti akan menjadi pemain besar, hal itu saya rasa masih terlalu dini. Karena setelah ini bisa saja hal-hal yang tak menyenangkan terjadi."
Shearer dan publik Inggris kini jelas menanti, sejauh mana Kane bisa berbicara dengan kostum tim nasional di tubuhnya.
(ptr/ptr)