Tanpa Perubahan, Inggris Tak Akan Jadi Juara Piala Dunia

M. Arby Rahmat | CNN Indonesia
Kamis, 02 Apr 2015 17:03 WIB
Lima mantan manajer tim nasional Inggris mendukung suara perubahan mengenai batasan jumlah pemain muda yang disuarakan oleh Greg Dyke.
Pendukung timnas Inggris sudah lama tak melihat negaranya berjaya di level internasional. (Reuters / Carl Recine)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak menjadi juara Piala Dunia 1966, Inggris tak pernah lagi berhasil mengulang kesuksesan tersebut. Perubahan peraturan pemain muda mutlak dilakukan karena jika tidak, Inggris tak akan lagi pernah merasakan manisnya menjadi juara Piala Dunia.

Pemimpin FA Greg Dyke telah mengusulkan rencana perubahan peraturan tentang kuantitas pemain muda di tiap klub di Liga Primer Inggris.

Dyke ingin tiap klub lebih banyak memberikan slot pada pemain muda dan pemain binaan tiap-tiap klub. Dalam pemaparan rencana yang ada, langkah pembaharuan itu akan dimulai pada musim 2016/2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya klub diwajibkan memiliki delapan pemain muda binaan hingga akhirnya nanti berjumlah 12 pemain pada musim-musim berikutnya.

Terobosan yang dipikirkan Dyke ini pun mendapat dukungan dari lima mantan manajer Inggris, Glenn Hoddle, Steve McLaren, Sven Goran Eriksson, Kevin Keegan, dan Graham Taylor. Kelima orang ini pun menulis surat dukungan terhadap rencana yang diapungkan oleh Dyke.

"Jika rencana ini gagal diwujudkan, maka resiko melihat tim nasional Inggris terus tertinggal dibandingkan negara kuat lainnya makin besar," kata mereka dalam surat dukungan tersebut.

"Hal itu jelas berarti makin sulit bagi Inggris untuk mengakhiri penantian panjang dalam hal memenangi Piala Dunia."

Kelima mantan manajer ini menyoroti menurunnya talenta lokal yang bisa bersaing di Liga Primer Inggris sebagai salah satu sebab ketidakberdayaan Inggris untuk bersaing di level internasional.

"Semua pihak bertanggung jawab atas kegagalan Inggris di level internasional saat ini. Data menunjukkan bahwa para pemain Inggris yang bermain di level teratas makin menurun dan jelas hal ini tidak menguntungkan manajer tim nasional untuk melakukan pemilihan pemain." (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER