Jakarta, CNN Indonesia -- Klub Vietnam, Vissai Ninh Binh FC, mengeluarkan rencana reformasi seusai tahun lalu menyatakan diri tak mampu berkompetisi karena delapan pemain mereka dilarang tak bertanding karena terlibat skandal pengaturan skor.
Ninh Binh mengeluarkan petisi yang ditujukan kepada pemerintah Vietnam dan juga Federasi Sepak Bola Vietnam agar tahun depan mereka diizinkan kembali berkompetisi. Nih Binh juga telah menyiapkan skuat yang telah dirombak dan kini berisikan para pemain muda, demikian bunyi pernyataan klub.
"Bos kami, Hoang Manh Truong, masih sangat menyukai sepak bola. Ia menyesali prilakunya, terutama karena ia selama bertahun-tahun telah membangun tim," kata direktur Ninh Bing, Pham Van Le, sebagaimana dikutip dari VietNamNet Bridge pada Senin (6/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah mendiskusikan masalah ini dan kami memutuskan untuk kembali (berkompetisi)."
Pada Agustus 2014, pengadilan Vietnam memutuskan untuk menjatuhkan hukuman penjara selama 30 bulan kepada pemain timnas Vietnam, Tran Manh. Pengadilan juga menjatuhkan hukuman kepada delapan pemain lain yang terbukti bersalah bekerja sama dengan bandar untuk mengalah pada laga Piala AFC pada Maret 2014.
Sebagai timbal balik, para pemain diberi suap sebesar US$ 40 ribu.
Hal tersebut membuat Ninh Binh undur diri dari V.League karena khawatir pertandingan domestik mereka telah diatur. Namun, secara mengejutkan mereka diizinkan untuk terus bertanding di Piala AFC dan akhirnya kandas di perempat final.
Skandal tersebut hanya menjadi satu di antara sekian banyak skandal pada negara yang terkenal karena judi ilegal dan juga terkenal karena menjadi negara dengan rekam jejak pengaturan skor terburuk di dunia. Para pemain di liga Vietnam pun mudah disuap oleh sindikasi judi.
Ketika Piala Dunia 2014 berlangsung, polisi Vietnam juga menyatakan bahwa mereka menemukan putaran uang sebesar puluhan juta dolar di situs-situs judi dalam jaringan.
(vws)