Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Barcelona, CNN Indonesia -- Paris Saint-Germain harus mengubah gaya permainan jika ingin mengalahkan Barcelona pada leg kedua perempat final Liga Champions di Camp Nou, Selasa (21/4) waktu setempat.
Pada pertandingan leg pertama yang berakhir 3-1 untuk keunggulan Barcelona, PSG terlihat bermain tanpa arah. Absennya sejumlah pemain penting seperti Marco Verratti dan Thiago Motta, membuat lini tengah PSG terlihat kehilangan kreativitas.
Empat kuartet gelandang: Yohan Cabaye, Javier Pastore, Blaise Matuidi, Adrien Rabiot, terkesan bermain tanpa arah. Keempatnya berusaha memberi Barcelona tekanan, namun gagal membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, Barcelona menikmati penguasaan bola hingga 63 persen tanpa perlawanan. PSG bisa dibilang beruntung mampu menciptakan satu gol melalui Gregory van der Wiel, setelah tendangannya berubah arah karena mengenai kaki Jeremy Mathieu.
Disiplin
Tiga gol yang dicetak Barcelona di leg pertama tercipta karena tidak disiplinnya lini pertahanan PSG. Gol pertama yang diciptakan Neymar, tercipta setelah Van der Wiel salah posisi dan membiarkan penyerang asal Brasil itu tanpa pengawalan.
Gol kedua yang diciptakan Luis Suarez memang lebih karena kehebatan permainan individu striker asal Uruguay itu. Namun, laju Suarez seharusnya bisa dihentikan oleh tiga pemain belakang PSG: David Luiz, Marquinhos, dan Maxwell.
Gol ketiga Barcelona menunjukkan betapa rapuhnya lini tengah dan belakang PSG. Bayangkan, hanya dengan dua pemain, Andres Iniesta dan Suarez, Barcelona bisa menciptakan sebuah gol menghadapi enam pemain PSG.
Luiz, yang menggantikan Thiago Silva pada menit ke-21, juga menjadi titik lemah lini pertahanan PSG. Gol kedua Suarez juga menunjukkan betapa rendahnya kualitas Luiz dalam duel satu-lawan-satu.
Permainan disiplin di lini belakang harus ditunjukkan PSG di leg kedua. Terlebih Barcelona dipastikan akan kembali memiliki penguasaan bola yang lebih banyak pada pertandingan ini.
Absennya Silva membuat pelatih Laurent Blanc tidak punya pilihan selain memasangkan Luiz dengan Marquinhos di jantung pertahanan. Jika tidak meningkatkan permainan, maka bukan tidak mungkin lini pertahanan PSG hanya akan jadi bulan-bulanan di Camp Nou.
EfisienPSG butuh kemenangan lebih dari dua gol di leg kedua jika ingin melangkah ke babak semifinal. Kembalinya Zlatan Ibrahimovic memang menjadi angin segar bagi Les Parisiens. Namun, kehadiran Ibrahimovic tidak berarti apa-apa jika PSG tidak efisien di depan gawang.
PSG harus tampil seperti ketika mengalahkan Barcelona 3-2 pada pertemuan pertama fase grup Liga Champions musim ini. Pada pertandingan di Parc des Princes, 30 September 2014 itu, PSG bermain efisien di lini depan.
Meski hanya mampu melakukan lima shot on target, PSG mampu mencetak tiga gol, dengan dua di antaranya tercipta melalui situasi bola mati.
Sedangkan pekan lalu, PSG hanya mampu mencetak satu gol meski berhasil melakukan empat shot on target. Itu pun sedikit berbau keberuntungan.
PSG dipastikan hanya akan memiliki penguasaan bola kurang dari 50 persen pada pertandingan leg kedua ini. Maka, bermain efisien bisa menjadi kunci sukses PSG untuk meraih kemenangan.
Kehadiran Ibrahimovic seharusnya bisa membuat serangan PSG lebih efisien. Pemain asal Swedia itu memang dikenal sebagai salah satu penyerang dengan kemampuan penyelesaian akhir terbaik di dunia.
Jika PSG mampu unggul setidaknya satu gol di babak pertama, maka peluang mereka untuk lolos akan terbuka lebar. Setidaknya pertandingan akan berlangsung lebih menarik.
Perkiraan susunan pemainBarcelona (4-3-3): Marc-Andre ter Stegen; Jordi Alba, Javier Mascherano, Gerard Pique, Dani Alves; Andres Iniesta, Sergio Busquets, Ivan Rakitic; Neymar, Luis Suarez, Lionel Messi.
Paris Saint-Germain (4-3-3): Salvatore Sirigu; Maxwell, David Luiz, Marquinhos, Gregory Van Der Wiel; Blaise Matuidi, Marco Verratti, Yohan Cabaye; Javier Pastore, Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani.
(har/har)