Singapura, CNN Indonesia -- Harian Straits Times Singapura pada Rabu (22/4) melaporkan bahwa Liga Singapura yang berisikan 10 klub dan sedang bermasalah bisa saja dihapuskan.
Para pemilik klub yang sedang dalam kondisi tidak bahagia bertemu dengan Asosiasi Sepak Bola Singapura (FAS) pada Senin (20/4). Menurut koran tersebut, sempat terjadi perdebatan panas mengenai jumlah penonton yang kian menurun dan ketidakmampuan Liga Singapura menemukan sponsor.
Musim ini, jumlah peserta liga dikurangi dari semula 12 tim menjadi 10 klub. Satu kesebelasan undur diri karena alasan biaya, dan dua klub melakukan merger. Seluruh peserta Liga Singapura sendiri menerima subsidi 800 ribu dolar Singapura, atau sekitar Rp 7,6 miliar, setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan pelatih tim nasional kami pernah berkata bahwa ia tak lagi menyaksikan pertandingan-pertandingan S. League. Jadi, kami meminta kepada FAS bahwa harus ada perubahan," kata seorang pemilik klub kepada Straits Times.
"Kami lelah selalu mencari sponsor dan membujuk para penggemar, sementara FAS hanya berkonsentrasi kepada Lions XII dan Liga Super Asean."
Lions XII adalah kesebelasan pemain pilihan yang berkompetisi di Liga Super Malayisa, dengan klub Malaysia Harimau Muda menjadi satu dari tiga klub asing yang bermain di S. League.
Para pemilik klub tak senang karena mereka sulit mendapatkan pemain-pemain terbaik Singapura, karena para pemain tersebut diprioritaskan membela Lions XII atau The Young Lions -- tim nasional U23 Singapura yang juga mengikuti S. League.
Singapura juga akan mendapatkan jatah dua tim di Liga Super Asia Tenggara yang direncanakan bergulir tahun depan.
Para pemilik klub khawatir bahwa kehadiran dua klub tersebut akan merebut pemain terbaik di Liga Singapura, yang rata-rata jumlah kehadiran penontonnya merosot ke angka 500 orang pada beberapa pertandingan musim ini.
Pertemuan yang berlangsung di Stadion Jalan Besar para Senin (20/4) tersebut membahas tiga pilihan untuk mengatasi masalah, dengan salah satunya adalah menghapuskan S. League. Jika cara itu diambil, maka Singapura hanya akan memiliki empat klub yang akan berkompetisi di Malaysia dan Liga Super Asia Tenggara.
Para penggemar sepak bola di negara kaya tersebut telah memalingkan mukanya dari sepak bola lokal. Sementara itu timnas Singapura terperosok di peringkat ke-162, atau peringkat terburuk mereka sepanjang sejarah. Para penonton kemudian lebih memilih menonton Liga Inggris untuk memenuhi rasa kecanduan terhadap sepak bola.
"Liga di Thailand dan Malaysia semakin meningkat, sementara standar negara-negara kecil seperti Guam dan Kamboja semakin mendekati kami," kata seorang pemilik klub lainnya yang namanya tak mau disebutkan.
"Jika hal ini tak bisa mendorong kami untuk berteriak meminta perubahan, maka saya tak tahu lagi apa yang bisa melakukannya."
(vws)