California, CNN Indonesia -- Dua atlet olahraga ekstem terkemuka, Dean Potter dan Graham Hunt, tewas ketika sedang mencoba terbang
wingsuit (terbang dengan menggunakan pakaian bersayap, lalu turun dengan menggunakan parasut) di Taman Nasional Yosemite, California, Amerika Serikat.
Potter, 43, adalah salah satu pionir olahraga ekstrem, yang termasuk di antaranya adalah panjat tebing dan skydiving.
Potter dan Hunt, 29, tewas pada Sabtu (16/5) setelah melompat dari ketinggian 2300 meter dari tebing Taft Point, demikian dinyatakan polisi hutan Scott Gediman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Sabtu malam, teman dari keduanya memanggil tim SAR Yosemite ketika Potter dan Hunt tidak bisa dihubungi setelah melakukan lompatan. Tubuh kedua pelompat baru ditemukan Minggu (17/5) pagi dengan bantuan helikopter patroli California.
Kedua pria tersebut ditemukan belum menarik parasut mereka.
Terbang
wingsuit dan
base jumping (lompat dan kemudian turun menggunakan parasut) sendiri dianggap ilegal di Yosemit dengan para pelaku bisa ditahan dan didenda oleh pihak berwenang.
Dalam olahraga ekstrem, Potter adalah salah satu figur termuka. Ia memiliki semangat independen dan selalu ingin menembus batas-batas dalam melakukan pendakian dan juga
base jumping. Karena itu sosoknya menjadi idola dalam komunitas olahraga ekstrem.
Pada awal Mei, Potter mencatatkan rekor menuruni Half Dome, salah satu bukit monolith di Yosemite, dengan waktu tercepat. Ia melakukannya dengan mengkombinasikan lari trail dan juga
free-solo, atau mendaki tebing tanpa tali.
Ketika melompat dari gunung Eiger di Swiss, Potter juga mencetak rekor terbang
wingsuit terpanjang, yaitu berjarak 6,5 kilo meter dalam waktu 2 menit 50 detik.
Tahun lalu, Potter dan pasangannya, Jennifer Rapp, serta anjing mereka yang bernama Whisper, menciptakan sensasi dengan Potter mengajak Whisper terbang
wingsuit. Saat itu, video bertajuk
When Dogs Fly yang merekam aksi mereka menarik perhatian di dunia maya.
Sehari-harinya Potter, Rap, dan Whisper tinggal di Yosemite.
Pada musim semi lalu, pada wawancara dengan Jimmy Chin, Potter menjelaskan bahwa ia kini lebih berkomitmen terbang aman setelah ia kehilangan temannya yang sedang melakukan olahraga ekstrem.
"Pada bulan-bulan terakhir, empat teman saya meninggal saat terbang
wingsuit. Satu di antaranya adalah sahabat dan juga rekan terbang saya, Sean Leary," kata Potter.
Meski tetap menembus batas-batas manusia, Potter juga berkata bahwa ia sedang mempelajari aerodinamika dan juga teknologi
aerospace dan juga berkomitmen untuk mengembangkan alat-alat terbang
wingsuit yang lebih aman lagi, demikian pula dengan protokolnya.
Determinasi Potter mampu membawa manusia melampaui batas-batas yang semula tidak mungkin dilampaui. Ia menciptakan teknik memanjat dinding tanpa tali, dengan hanya berbekal parasut di punggung, seandainya ia jatuh.
"Saya senang bisa mengubah hal-hal terburuk menjadi hal terbaik -- tewas menjadi terbang." Katanya. "Semua orang berpikir tentang hal itu -- terbang -- dan sangat mengagumkan bahwa kini seorang manusia bisa melakukannya."
[Gambas:Youtube] (vws)