Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai seorang pesepak bola perempuan, prestasi Marta Vieira da Silva tak tertandingi. Pemain yang berusia 29 tahun tersebut pernah menjadi pemain terbaik di dunia dari 2006 hingga 2010, dan juga menjadi top skor Piala Dunia Perempuan 2007 ketika Brasil menjadi juara dunia.
Pesepak bola yang akrab dipanggil Marta itu juga meraih gelar liga domestik enam kali di Swedia dengan bermain untuk Rosengaard dan dua kali dapat gelar liga di Amerika Serikat.
Dengan rentetan prestasi tersebut, Marta memang menjadi salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola. Namun, menurut agennya, ia tidak dibayar dengan layak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada jarak cukup jauh antara bayaran yang diterima Marta dengan pemain-pemain [pria] yang keahliannya rata-rata, yang namanya bahkan tidak diketahui. Sangat mengagetkan bagaimana para pesepak bola perempuan ini kurang mendapat perhatian dan butuh untuk bertahan hidup," kata Fabiano Farah, manajer Marta seperti dikutip dari
Bloomberg.
Farah juga menuturkan bahwa pemasukan Marta bahkan lebih kecil ketimbang rata-rata pemain Brasil di liga-liga di Eropa Timur.
Manajer Marta di klub Rosengaard berkata bahwa kehadiran Marta menaikkan tim ke level yang baru, meski Marta harus didorong untuk lebih sering melakukan tembakan.
"Ketika ia datang, ia terlalu rendah hati dan berusaha keras untuk terlibat dalam tim," kata pelatih Markus Tilly. "Ia lebih senang mengumpan ketimbang melakukan tembakan. Ia bisa memberikan yang lebih bagi tim dengan lebih sering mengambil tembakan dan lebih egois lagi."
"Namun hal ini menunjukkan bagaimana kepribadiannya yang sebenarnya -- ia sangat sederhana dan juga memiliki semangat besar."
Sejak kedatangan Marta di Rosengaard, klub itu belum pernah kalah. Kehadiran Marta juga menarik suporter-suporter baru dan juga membawa sponsor lokal berinvestasi pada klub.
"Marta mungkin menjadi pesepak bola terbaik di dunia, namun ia bukan yang paling mahal digaji di liga sepak bola perempuan Swedia," kata Tilly.
Kebanyakan pendapatan Marta didapatkan dari sponsor, yaitu dari Coca-Cola dan Puma, demikian ujar Farah. Selain itu, Marta juga menjadi duta besar bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan menggunakan ketenarannya untuk membantu mengangkat isu-isu di dunia perempuan.
"Coca-Cola melakukan grup fokus untuk mengukur daya tarik Marta pada skala global dan juga di masyarakat Brasil," kata Farah. "Para pria menyukai Marta dan senang melihatnya bermain."
"Sementara itu, para perempuan juga senang dengan kisah Marta dan menganggapnya sebagai kisah inspirasi, karena jika ia sebagai seorang perempuan bisa melakukan hal itu, mengapa perempuan lain tidak bisa melakukan hal sama di aktivitas lain yang didominasi oleh pria."
Marta dilahirkan dan dibesarkan di perkampungan kumuh di kota Alagoas, kurang lebih 2000 kilo meter dari utara Rio de Janeiro. Ia mengenal sepak bola dengan bermain dengan para bocah laki-laki dan pindah pada usia 14 tahun untuk meningkatkan kariernya. Tiga tahun kemudian ia telah pindah ke Swedia.
Ia beberapa kali pulang ke Brasil dan ia senang melihat banyak perempuan muda lainnya menendang bola dan juga menikmati permainan tersebut.
"Saya harap kemenangan individu saya, dan juga pencapaian saya bersama tim, bisa membantu para perempuan untuk mendapatkan keberanian untuk melakukan yang mereka inginkan dalam hidup," katanya.
"Brasil telah berubah banyak dan kini banyak perempuan yang telah menjadi atlet profesional."
(vws)