Bolivia Akui Gagal Redam Guerrero

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Jumat, 26 Jun 2015 13:56 WIB
Bolivia sudah sejak awal mewaspadai Paolo Guerrero namun mereka tetap gagal meredam aksi penyerang veteran tersebut.
Bolivia sadar potensi bahaya Paolo Guerrero namun gagal meredamnya. (REUTERS/Jorge Adorno)
Temuco, CNN Indonesia -- Bolivia harus tersingkir dari Copa America 2015 setelah kalah 1-3 dari Peru. Pelatih Bolivia Mauricio Soria sadar benar kekalahan ini disebabkan kegagalan mereka menjinakkan Paolo Guerrero.

Dalam pandangan Soria, performa Guerrero sama sekali tidak mengejutkan dirinya. Pasalnya, sebelum pertandingan digelar, Bolivia sudah menaruh perhatian penuh pada barisan penyerang Peru yang diisi oleh Guerrero dan Claudio Pizzaro.

"Melihat gaya permainan Peru, maka kami harus benar-benar mewaspadai dua penyerang mereka yang sangat berbahaya."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dua pemain inilah yang berperan penting dalam pendekatan strategi kami menghadapi partai ini," kata Soria seperti dikutip dari Soccerway.

Meskipun sudah mewaspadai Guerrero sejak pertandingan belum dimulai, namun Bolivia tetap gagal meredam keganasan mantan penyerang Bayern Munich tersebut.

"Strategi kami untuk menjaga mereka tidak berhasil dan bekerja dengan baik. Mereka menaklukkan kami lewat skema serangan balik," ujar Soria.

Dua gol cepat yang dilesakkan oleh Guerrero di menit ke-20 dan 23 itu pulalah yang membuat Bolivia sulit untuk bangkit dan mengembangkan pola permainan.

"Mereka mampu memanfaatkan kesempatan yang mereka dapat dengan sangat baik. Masuk ke babak kedua, saya merasa Bolivia sudah tampil jauh lebih baik," kata Soria mengomentari keuntungan Peru sudah berhasil unggul 2-0 di babak pertama.

Meski tersingkir dari gelaran Copa America tahun ini, Bolivia bisa sedikit berlega hati lantaran mereka tak lagi terhenti di putaran penyisihan.

Keberhasilan lolos ke babak perempat final edisi kali ini merupakan yang pertama kali sejak tahun 1997 silam.

"Kami harus terus meningkatkan aspek teknik, taktik, dan fisik kami. Kami juga butuh infrastruktur yang bagus dan kompetisi domestik yang lebih kompetitif," ucap Soria mengungkapkan harapannya terhadap Bolivia.

Prestasi terbaik Bolivia di turnamen ini sendiri adalah dengan menjadi juara pada tahun 1963 ketika mereka bertindak jadi tuan rumah.

Saat kembali menjadi tuan rumah tahun 1997, Bolivia gagal menjadi juara karena kalah 1-3 di tangan Brasil di babak final. (ptr/ptr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER