London, CNN Indonesia --
Artikel ini diterjemahkan dari artikel di situs CNN Internasional berjudul: Andrew Cotton, Tukang Ledeng yang Menjelajah Ombak Terbesar di DuniaDi masa kecilnya, pertama kali Andrew Cotton memasuki air adalah untuk mengobati penyakit asma. Ia kini terkenal karena pertarungan-pertarungan mengagumkan dengan alam.
Pria berusia 35 tahun itu adalah peselancar ombak besar terkemuka di dunia yang mendapatkan kemashyuran ketika ia menjinakkan ombak monster di Portugal tahun lalu. Ombak itu setinggi 18 meter -- lebih tinggi dari empat bis tingkat yang disusun ke atas-- dan ia menjajalnya dengan kecepatan 96 kilo meter per jam sebelum masuk ke gulungan ombak beberapa detik kemudian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tergantung dari masing-masing ombak, namun perjalanannya sekitar lima hingga 10 detik," kata pria asal Inggris itu menjelaskan. "Semakin besar ombak, semakin cepat mereka bergerak, dan kecepatan Anda bisa mencapai 96 kilo meter per jam.
"Tapi, tidak seperti mengendarai mobil, tidak ada aspal yang mulus -- ini seperti melaju jalanan berlubang dengan kecepatan itu."
Cotton membandingkan perasaan surealis selamat dari ombak sebesar itu dengan seorang petenis yang mengembalikan servis super cepat dengan santai.
"Terkadang beberapa hal terjadi dalam gerak yang lambat, dan entah bagaimana Anda bisa memecahnya. Jadi, ketika bibir ombak mendekati saya, terlihat super cepat namun saya melihatnya dalam gerak yang lambat. Hal ini membuat saya bisa mengambil keputusan dalam waktu mili detik."
"Saya melihat semua ombak-ombak terbaik saya dalam gerak lambat."
"Hal lainnya adalah suara. Ketika orang yang menyaksikan mengatakan bahwa suara ombak memekakkan telinga, saya tidak mendengar suara. Memang terdengar sedikit berlagak, namun Anda berada pada zona [fokus] Anda."
"Anda tidak perlu memikirkan siapa yang perlu Anda kirimi
email atau kue apa yang akan Anda santap untuk menemani minum teh. Anda tepat berada pada momen itu. Dan, dalam hidup, kita tidak sering berada pada momen itu."
Sebelum menaklukkan ombak raksasa di Praia de Norte pada Februari 2014, yang ia lakukan setelah melakukan selancar yang spektakuler, impian Cotton nyaris musnah karena ia ditinggal sponsor dan ia sempat mempertimbangkan mencari cara lain untuk menopang istri dan kedua anaknya.
Namun aksinya di Portugal membuatnya terkenal ke seluruh dunia dan menjadikkanya seorang peselancar profesional, mendapatkan sponsor dari produk minuman asal Britania Raya, Sharp, demikian juga produsen minuman berenergi Red Bull. Sharp kini mengadakan kompetisi berhadiah sebuah kesempatan berselancar dengan Cotton.
Cotton kini masuk ke dalam daftar penghargaan tertinggi di dunia selancar, Billabong XXL, yaitu untuk kategori ombak terbesar.
"Ketika menghadapi ombak itu, saya ingat berkata pada diri saya sendiri, 'Ini dia,'" katanya. "Saya seorang tukang ledeng profesional dan saya berpikir, 'Saya harus segera mendapatkan pekerjaan yang layak.' Ombak itu menyelamatkan karier saya, ketika saya berpikir untuk membuang semuanya."
Pertama kalinya Cotton bersentuhan dengan papan selancar adalah pada usia delapan tahun dan ia langsung terkesima -- impian untuk menjadi seorang peselancar profesional datang.
"Kontes selancar adalah jalan tradisional," katanya. "Anda mengikuti ajang lokal, nasional, Eropa dan semuanya. Masalahnya, saya kesulitan bahkan di ajang lokal, sehingga mimpi tersebut dengan cepat menghilang."
"Namun saya sadar bahwa saya cukup baik menjajal ombak besar, dan internet mengubah cara kita melihat sesuatu dan orang-orang semakin senang melihat video orang-orang yang menguji batas dirinya sendiri. Jadi, saya berpikir bisa menjadi seorang peselancar profesional di ombak besar."
Cotton baru saja mengawali kariernya menjadi seorang peselancar ombak besar. Sebagai perbandingan, Garrett McNamara yang memegang rekor resmi menaiki ombak setinggi 23 meter berusia 48 tahun tahun ini.
Dalam olahraga ini, pengalaman dan pengetahuan atas lautan adalah kunci penting. Dan jika Anda memiliki hal tersebut, maka berselancar tidak seberbahaya yang Anda lihat -- meski Cotton akan selalu mengenakan cincin kawinnya sebagai cara untuk memberi tahu istrinya bahwa ia akan baik-baik saja.
Beberapa peselancar terbaik dalam sejarah pernah kehilangan nyawa mereka menantang ombak besar -- pada 1994, Mark Foo tenggelam ketika mencoba ombak setinggi enam meter di San Fransisco.
"Saya bukan seorang pecandu adrenalin atau yang sejenisnya dan saya mengukur risikonya," kata Cotton yang memiliki seorang putri berusia tujuh tahun bernama Honey dan putra bernama Ace.
"Saya memiliki tim keselamatan terbaik di dunia di belakang saya, rompi keselamatan, dan saya juga memiliki pemahaman yang baik tentang lain," katanya -- mengungkapkan bahwa ia lebih takut jika diminta berbicara depan publik ketimbang ombak raksasa.
"Jadi, setiap kali melakukannya, saya mengerti hal yang sedang saya kerjakan. Sebenarnya hal ini tidak begitu berbahaya. Oke, ini memang berbahaya karena ini adalah alam bebas, namun risikonya kami hitung."
Adanya tim keselamatan berarti Cotton selalu percaya diri akan diangkat dari lautan ketika ia dihantam ombak, dan ia memiliki pendekatan yang tenang ketika sedang mengalami efek 'mesin cuci' digulung oleh gelombang.
Ketimbang bertarung untuk muncul ke permukaan air, ia mengizinkan dirinya tersapu ombak -- meski sempat ada beberapa momen yang menguji nyali.
"Menghadapi satu ombak atau dua, lima atau sepuluh meter, menakutkan. Jadi Anda bisa membayangkan ombak setinggi 18 meter di hadapan mereka. Anda harus menaikinya, percaya pada diri Anda dan percaya pada tim. Anda hanya harus melewatinya."
Itulah yang dilakukan para penakluk ombak besar -- mengikuti gelombang-gelombang paling hebat di seluruh dunia.
Hawaii dan Australia sempat dilihat sebagai pusat selancar dunia, namun pantai-pantai Eropa -- terutama di Irlandia dan Portugal-- telah menjadi semakin populer.
"Semua pantai memiliki ombak besar," kata Cotton, meski ia bersikukuh bahwa ia tidak terobsesi untuk mengukur tingginya atau menjadi penakluk ombak terbesar di dunia.
"Ombak di Praia de Norte itu adalah salah satu ombak terbesar yang pernah saya naiki. Beberapa orang mengatakan bahwa tingginya mencapai 24 meter namun Billabong mengukurnya pada angka 18 meter. Saya hanya senang berada di antara gelombang, di laut."
"Salah satu tempat terbaik di dunia."
(vws)