JELANG EPL 2015/2016

Revolusi Tanggung Manchester United

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Jumat, 07 Agu 2015 19:10 WIB
Manchester United memang telah mengeluarkan 230 juta poundsterling, namun revolusi mereka di bawah Louis van Gaal masih memiliki lubang.
Manchester United mengeluarkan 230 juta poundsterling dalam dua musim terakhir. (Reuters/Phil Noble)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dengan mengeluarkan lebih dari £230 juta selama dua musim, satu hal yang bisa disimpulkan dari Manchester United adalah mereka bertekad kuat untuk kembali ke posisi sebelumnya sebagai penguasa Liga Primer Inggris.

Seolah tak memiliki waktu dan ruang untuk menunggu, United dengan cepat bergerak memperbaiki kebolongan dalam skuat.

Pemain dengan banderol transfer termahal sepanjang sejarah Liga Inggris, Angel Di Maria, pun hanya dipertahankan satu musim dan dilego ke Paris Saint Germain ketika ia menunjukkan tanda-tanda kegagalan di kota Manchester.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai klub dengan valuasi tertinggi di dunia, satu musim yang dihabiskan di luar zona empat besar, atau bahkan dua besar, memang akan merusak citra Setan Merah. Menghabiskan pundi-pundi uang menjadi satu-satunya jalan yang harus ditempuh memperbaiki kesalahan mereka terlempar dari perebutan tiket Liga Champions.

Namun, £230 juta yang dikeluarkan ManUnited sebenarnya masih belum menjadi jaminan skuat asuhan Louis van Gaal tersebut bisa menjadi nomor satu di Inggris, apalagi di Eropa.

Dari seluruh anggota skuat ManUnited, pemain yang bisa dikategorikan sebagai kelas dunia hanyalah Wayne Rooney yang memang menjadi satu-satunya pemain yang konsisten memberikan gol dan assist bagi United. Musim lalu, Rooney adalah pencetak gol terbanyak dengan 12 gol dan assist terbanyak dengan 5 assist.

Sementara itu, nama-nama seperti Memphis Depay, Ander Herrera, Luke Shaw, Marcos Rojo, Daley Blind, atau Matteo Darmian adalah pemain berpotensi tapi masih harus menempuh jalan untuk menjadi pemain kelas dunia. Beberapa dari mereka pun dibeli atas dasar penampilan cemerlang di satu musim atau turnamen tertentu.

Memang mereka memiliki usia muda sebagai keunggulan, tapi rival-rival United seperti Chelsea memiliki mempunyai pemain-pemain yang 'pasti' memberikan hasil dalam sosok Oscar, Nemanja Matic, Thibaut Courtois, Cesc Fabregas, Branislav Ivanovic, Eden Hazard, atau Diego Costa.

Belum lagi membandingkan dengan dua raksasa Spanyol, Real Madrid dan Barcelona, yang memiliki dua trisula terbaik di dunia yaitu Bale-Benzema-Cristinao dan Messi-Suarez-Neymar.

Selain nama-nama di atas, ManUnited sebenarnya bisa bertaruh kepada tiga pemain yang telah membuktikan kemampuan mereka di level teratas. Bastian Schweinsteiger adalah pemain yang menjadi tulang punggung Jerman ketika merebut Piala Dunia 2014, sementara Juan Mata pernah menyandang status pemain terbaik di Liga Inggris sebelum disingkirkan Eden Hazard.

Morgan Schneiderlin pun bisa masuk kotak kategori tersebut, karena ia menjadi salah satu pemain yang konsisten bisa tampil hebat di Liga Inggris bersama Southampton dalam tiga musim terakhir. Scheneiderlin juga mencatatkan diri sebagai gelandang dengan jumlah tekel dan intersepsi terbanyak di EPL.

Akan tetapi, ketiganya masih harus mengatasi permasalahan masing-masing. Sebagaimana diungkapkan Pep Guardiola, alasannya melepas Schweinsteiger adalah karena gelandang asal Jerman itu tidak kunjung kembali ke tingkat kebugarannya. Demikian pula dengan Mata yang belum lagi mendapatkan kepercayaan diri seperti yang ia tunjukkan bersama Chelsea.  

Dua Kekurangan ManUnited

Manchester United yang terus dikaitkan dengan dua pemain Real Madrid, Gareth Bale dan Sergio Ramos, sebenarnya memperlihatkan area mana yang dianggap Van Gaal penting untuk diperbaiki: lini pertahanan dan kreativitas lini serang.

Hal ini juga diakui langsung oleh manajer asal Belanda itu.

"Dengan Schneiderlin, dengan Schweinsteiger, dengan Depay, dan dengan Darmian, kami memang lebih baik dari musim lalu. Namun kami harus jauh lebih baik lagi, dan saya bisa mengatakan bahwa [yang harus diperbaiki] itu adalah kreativitas para pemain saya di depan."

Ketika kalah dari Chelsea pada April lalu, Van Gaal juga sempat mengungkapkan keiriannya kepada Chelsea yang memiliki Hazard, atau City yang memiliki Sergio Aguero, dan Barcelona dengan Messi, Neymar, Suarez, yang selalu menjanjikan gol.

Kurang kreativitas inilah yang membuat Van Gaal harus memilih menggunakan Marouane Fellaini dan skema bola-bola panjang ketika lini serangnya mengalami kebuntuan.   

Selain masakah tersebut, hingga saat ini Van Gaal juga belum memiliki kombinasi duet bek tengah yang akan diandalkan sepanjang musim. Baik Phil Jones, Chris Smalling, Johnny Evans, atau Blind sama-sama berpeluang untuk menduduki salah satu pos tersebut.

Di satu sisi, hal tersebut memang menunjukkan kedalaman skuat ManUnited.

Namun seperti yang ditunjukkan oleh Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic, duet bek tengah yang kokoh dan memiliki pengertian yang baik yang terbangun dari bermain bersama dalam waktu lama, akan sangat berpengaruh dalam perjalanan suatu klub mengarungi kompetisi berformat liga.

Karena itulah, United yang masih memiliki dua kelemahan setelah menghabiskan £230 juta, serta masih mengandalkan Wayne Rooney sebagai satu-satunya pemain kelas dunia, terlihat seperti klub yang melakukan revolusi tanggung. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER