Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa transfer musim panas ini tampaknya menjadi momen naik-turun bagi para pendukung klub Liga Primer Inggris, Manchester United.
Mengawali periode transfer dengan optimisme tinggi ketika dihubungkan dengan sejumlah pemain top seperti Sergio Ramos, Thomas Mueller, Mats Hummels, hingga Nicolas Otamendi dan Pedro Rodriguez, United justru lebih banyak gigit jari menjelang ditutupnya bursa transfer kali ini.
United memang mendapatkan Memphis Depay yang langsung pamer kebolehan saat dua kali menjebol gawang Club Brugge, Rabu (19/8) lalu. Namun jika melihat banyaknya pemain incaran mereka yang direbut rival, euforia Depay saat ini boleh jadi sedikit tertutup ledekan dari suporter tim lawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Transfer Ramos gagal total setelah pemain Real Madrid itu seperti memanfaatkan minat Setan Merah untuk mendapatkan kontrak lebih besar. Sementara itu dua incaran mereka, Pedro dan Otamendi, yang justru bergabung dengan klub rival.
Pedro yang 36 jam lalu seakan-akan telah pasti menjadi pemain United, pada kenyataannya justru merapat ke Chelsea. Otamendi pun akhirnya berlabuh ke bagian kota Manchester yang 'salah' yaitu untuk mengenakan seragam biru Manchester City.
Sekali lagi para pendukung United diingatkan oleh "tetangga berisik" mereka itu dengan cara yang pahit, bahwa Manchester tidak selalu merah.
Buah Tindakan Van Gaal?Keputusan Pedro memilih London ditengarai disebabkan oleh perlakuan manajer ManUtd, Louis van Gaal, terhadap salah satu mantan pemain Barcelona lainnya, Victor Valdes.
Valdes yang direkrut secara cuma-cuma pada musim lalu, disingkirkan secara frontal oleh Van Gaal, setelah dianggap "kurang berkomitmen" pada klub. Penjaga gawang yang dulu rutin mengawal gawang Barcelona itu, diklaim Van Gaal menolak bermain untuk tim U-21 United, sehingga dirinya kini menjadi pemain yang tak diinginkan di Old Trafford.
Namun tak hanya itu saja. Salah satu ikon Barcelona di masa lalu, Hristo Stoichkov, secara gamblang juga telah memperingatkan Pedro untuk tidak memilih klub yang diasuh Van Gaal sebagai pelabuhan berikutnya.
Stoichkov yang bermain untuk Barcelona yang diasuh Van Gaal pada era 90-an itu bahkan mengatakan manajer asal Belanda itu sebagai sosok pelatih medioker.
"Saya tak akan pernah mau berada di bawah perintah Van Gaal," ujar Stoichkov kepada rasio Spanyol, Onda Cero, beberapa waktu lalu. "Dia itu medioker."
Lantas apakah hal itu berarti membuat Van Gaal menjadi jimat buruk ManUtd dalam hal perekrutan pemain? Depay dan Bastian Schweinsteiger mungkin akan segera menyanggahnya.
Depay yang sempat diisukan merapat ke Liverpool sebelum hijrah ke United, langsung mengatakan ya ketika Van Gaal meneleponnya secara personal untuk memintanya pindah ke United. Schweinsteiger yang baru didatangkan dari Bayern Munich, juga terpesona dengan sosok Van Gaal, yang pernah melatihnya saat manajer berusia 64 tahun itu menangani Munich enam musim lalu.
Van Gaal, seperti layaknya manajer-manajer lain pada umumnya, memiliki dua pesona yang membuatnya dibenci dan dipuja. Namun manajer kelahiran Amsterdam itu setidaknya membuktikan dirinya pelatih juara dengan berbagai gelar yang telah ia rengkuh dalam karier kepelatihannya.
Namun saat ini Van Gaal -- dan CEO United, Ed Woodward, yang telah jauh-jauh terbang ke Barcelona untuk merampungkan transfer Pedro (dan gagal)-- harus rela mengakui, bahwa saat ini aktivitas transfer United menjadi bulan-bulanan suporter rival mereka.
Menanti Pembalasan Setan MerahNamun ManUtd tetap bukan sekadar klub "kemarin sore" yang kehilangan pesona mereka di mata pemain bintang.
Dominasi mereka di Inggris ketika masih diarsiteki Sir Alex Ferguson masih membekas jelas di berbagai belahan dunia. Menganggap United sebagai klub medioker, jelas meremehkan pencapaian klub yang telah 20 kali meraih Liga Primer tersebut.
Kini setelah rival-rival mereka sukses menikung pemain incaran mereka dan mungkin sibuk mentertawakan United, Setan Merah akan menggunakan penampilan di atas lapangan sebagai ajang balas dendam.
Dua kemenangan --meski tak terlalu meyakinkan-- telah dikantongi Setan Merah di Liga Primer musim ini, membuktikan United masih mampu menjungkalkan lawan-lawan mereka dengan skuat saat ini.
Apalagi publik Inggris juga tentunya masih mengingat United masih mampu menjuarai Liga Primer musim 2012/13 lalu meski bermain dengan pemain "seadanya" dan berulangkali harus mengandalkan dewi fortuna.
Saat ini, United mungkin ditikung sana-sini, namun mereka tetaplah salah satu garda terdepan dalam perebutan gengsi di Inggris.
Toh, 192,94 juta poundsterling (dilansir Transfermarkt) yang telah mereka gelontorkan dalam dua musim terakhir, menunjukkan kekuatan Setan Merah, yang menanti celah untuk kembali merajai Inggris.
(vws)