Beijing, CNN Indonesia -- Juara dunia heptathlete dari Inggris, Jessica Ennis-Hill, mengungkapkan bahwa ia mendapat dorongan meraih prestasi tertinggi setelah dikatakan tidak memiliki tinggi tubuh yang ideal oleh sesama atlet dan para pelatih.
Atlet berusia 29 tahun itu baru saja mengejutkan publik karena ia mampu mendapatkan gelar juara dunia keduanya pada Minggu (23/8) di Kejuaraan Dunia Beijing. Raihan tersebut membuatnya menuai pujian terutama karena tahun lalu ia baru saja melahirkan anak pertama -- hal yang biasanya menjadi kartu mati atlet perempuan lain.
Ennis-Hill mengatakan bahwa insipirasi untuk mendapatkan mahkota dunia muncul sejak 2003 silam, tepatnya ketika ia mendapatkan peringkat kelima dalam Kejuaraan Dunia Junior. Atlet dengan tinggi badan 1,65 meter tersebut dianggap terlalu pendek oleh koleganya untuk menjajal heptathlete -- ajang atletik yang terdiri dari tujuh nomor lari, lompat, dan lempar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya selalu menjadi salah satu atlet terkecil di luar sana," kata Ennis-Hill. "Saya menghadapi ejekan tersebut dari atlet dan pelatih lainnya, yang merasa saya terlalu kecil untuk ikut serta dalam multi-ajang."
"Namun hal tersebut mendorong saya untuk menunjukkan bahwa saya bisa melakukannya."
 Lempar lembing menjadi salah satu nomor di heptathlete. (REUTERS/Phil Noble) |
Meski mampu membuktikan kata-katanya dengan menjadi juara dunia dan juga pemenang medali emas Olimpiade 2012, bukan berarti keraguan untuk Ennis-Hill menghilang begitu saja.
Ia mengakui bahwa kehadiran media sosial juga mendorong kemunculan komentar-komentar pedas untuk dirinya. Ennis-Hill kemudian berusaha mengabaikannya.
"Dalam dunia sekarang ini, dengan media sosial yang selalu mengadang Anda, Anda akan coba tidak membaca semua hal," katanya. "Tapi pada akhirnya Anda akan membaca komentar-komentar yang membuat Anda ingin membuktikan diri, untuk kembali dan menjadi lebih kuat lagi."
Menjadi juara dunia di Beijing sebenarnya tak pernah menjadi target Ennis-Hilll. Setelah melahirkan putra pertamanya, ia hanya menggunakan Kejuaraan Dunia untuk menguji dirinya sendiri.
Ketika ia mendorong dirinya sendiri hingga ke batas terakhir dalam persiapan menjelang Beijing, Ennis-Hill sempat mengalami cedera otot
Achilles. Akan tetapi ia menunjukkan perkembangan yang mengagumkan dan pada akhirnya mengikuti jejak Jo Pavey -- atlet yang mendapatkan gelar Juara Eropa setelah melahirkan anak keduanya.
Pada Olimpiade Rio 2016, Ennis-Hill juga akan membidik medali emas keduanya. Ia juga bermimpi menjadi atlet ketiga di dunia yang mampu mempertahankan medali emas Olimpiade usai melahirkan.
Sebelumnya, hanya ada dua perempuan yang mampu melakukannya yaitu Shirley Strickland yang meraih medali emas lari gawang 80 meter pada Olimpiade 1956 dan Francis Mbango Etone yang meraih medali pada 2004 dan 2008.
Menurut Ennis-Hill, menjadi ibu membuatnya lebih bahagia, meski berarti ia harus berjuang lebih keras untuk mengembalikan kondisi fisiknya dan poinnya di klasemen sempat melorot 300 angka.
Jika sebelumnya seluruh kegiatan Ennis-Hill berpusat pada sesi-sesi latihan, maka kini ia harus menyesuaikan jadwalnya dengan waktu tidur putranya, Reggie, dan juga tidak lagi mendapatkan sesi tidur siang di sela-sela latihan.
Namun Ennis-Hill tidak mengeluhkan seluruh perubahan tersebut.
"Ketika Anda menjadi seorang ibu, maka hidup Anda akan berubah dengan cara yang mengagumkan. Saya menjadi lebih bahagia dan mendapatkan kepuasan dalam hidup."
"Hal tersebut hanya akan menjadi nilai positif dan menjadikan saya atlet yang lebih baik lagi."
 Jessica Ennis-Hill mendapatkan medali emas di Kejuaraan Dunia 2013 dan 2015. (REUTERS/Fabrizio Bensch) |
Ennis-Hill juga bisa mendapatkan medali emas Kejuaraan Dunia ketiganya jika Pengadilan Arbitrase mengabulkan gugatannya terhadap medali emas Tatyana Chernova yang didapatkan pada 2011 lalu.
Pengujian ulang terhadap sampel tes doping Chernova menunjukkan bahwa pelari Rusia tersebut memiliki
anabolic steroid dalam tubuhnya. Ia kemudian dilarang bertanding dan perolehan medalinya selama dua tahun terakhir dihapuskan.
Namun, medali emas Chernova di Kejuaraan Dunia 2011 tidak dicabut karena berselang 16 hari dari batas hukuman dua tahun dari otoritas atletik dunia, IAAF. Hal ini membuat Ennis-Hill mengajukan gugatan secara resmi, bahwa seharusnya ia yang mendapatkan medali emas.
Menurut Ennis-Hill, hanya mendapatkan tempat kedua pada 2011 mendorongnya untuk menjadi juara pada 2013. Akan tetapi, ia tetap ingin mengantongi gelar juara dunia tiga kali.
"Saya berharap bisa mendapatkan medali tersebut," kata Ennis-Hill seperti dikutip dari The Telegraph.
Sementara itu, pelatih Ennis-Hill pun meminta agar presiden IAAF yang baru terpilih, Sebastian Coe, membantu gugatan tersebut.
"Jika Seb Coe ingin menciptakan warisan, maka percepat seluruh proses ini. Berikan medali pada yang pantas mendapatkannya sebelum ia pensiun."
(vws)