California, CNN Indonesia -- Pebalap IndyCar asal Selandia Baru, Scott Dixon berhasil menjuarai kejuaraan IndyCar 2015 walaupun memiliki poin akhir yang sama dengan pebalap asal Kolombia, Juan Pablo Montoya.
Titel juara itu adalah yang keempat berhasil diperoleh Dixon dalam 13 tahun karier balap IndyCar-nya. Sebelum tahun ini ia juga menjuarai IndyCar pada 2003, 2008, dan 2013.
Atas keberhasilannya itu, Dixon pun mendapatkan bonus hingga US$1 juta dolar atau sekitar Rp13 miliar. Pada seri Grand Prix ke-16 IndyCar 2015 di Sonoma, California, Amerika Serikat, Minggu (30/8) lalu, Dixon keluar sebagai pemenang sementara Montoya berada di peringkat keenam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemenangan itu membuat perolehan poin Dixon dan Montoya dalam klasemen pebalap menjadi sama yaitu 556. Namun, Dixon lah yang kemudian berhak atas mahkota IndyCar tersebut. Pasalnya pebalap berusia 35 tahun itu lebih banyak menjadi juara dalam 16 seri GP dibandingkan Montoya.
"Saya beruntung balapan di IndyCar dan dengan tim ini selama 14 tahun," kata Dixon seperti yang dikutip dari
3 News, Selasa (1/9).
"Menang dalam kejuaraan IndyCar adalah sesuatu yang menantang dan memuaskan. Sebagai sebuah tim, saya pikir kami benar-benar melakukan pekerjaan yang baik. Saya tidak dapat lebih bangga dari upaya tim secara keseluruhan," sambung pria kelahiran Australia tersebut.
Di sisi lain, seperti dikutip dari
Stuff, Montoya memuji kemenangan Montoya dengan berseloroh.
Menurut pebalap asal Kolombia itu Dixon telah menjalani sebuah musim yang luar biasa dan berhasil menampilkan performa yang baik di seri terkahir.
"Dan kami harus mendapatkan hukumannya," kata mantan pebalap Formula Satu tersebut.
Montoya mengatakan dengan sistem poin ganda di seri terakhir, dirinya memang harus kalah dari Dixon. Padahal, andai hadiah poin ganda tak diterapkan dalam aturan IndyCar, dirinyalah yang jadi juara di musim balap 2015 ini.
Tanpa aturan poin ganda itu, dengan urutan finish yang sama, Montoya akan memiliki poin akhir 528 sementara Dixon hanya 506.
"Apakah ini tidak adil? Tidak, tetapi kami sudah tahu untuk balap di seri terakhir ini dengan sistem poin ganda," ujar Montoya.
Pria yang pernah membalap di ajang F1 kurun waktu 2001-2006 itu mengakui otoritas IndyCar menerapkan aturan tersebut agar balap di seri terakhir lebih antusias dan tegang lagi.
"Ini tidak adil untuk sebuah kejuaraan yang normal? Tidak, ini tidak adil, tetapi itulah aturan yang ingin mereka mainkan, dan jika anda tidak suka dengan aturannya, jangan balapan," tukas Montoya membalap di IndyCar sejak 2014 silam.
(kid/kid)