Paris, CNN Indonesia -- Melihat performa Angel Di Maria di laga Paris Saint-Germain lawan Malmo, pendukung PSG pastinya tak menyesal klub idola mereka memboyong pemain buangan Manchester United itu dengan harga mahal.
PSG rela menggelontorkan uang sebesar 44,3 juta poundsterling untuk mengambil Di Maria yang sudah tak dibutuhkan lagi oleh Man United. Melihat penampilan Di Maria di Liga Inggris musim lalu, banyak yang menyebut langkah PSG mengeluarkan jumlah itu, terlalu berani.
Di Maria pun akhirnya membuktikan performanya bersama Man United hanyalah satu periode buruk dalam kariernya. Satu musim di Old Trafford itu tak menggambarkan kehebatan dirinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi Di Maria di laga melawan Malmo menunjukkan apa saja yang bisa dilakukan pemain asal Argentina itu dalam performa terbaiknya.
Di tempatkan sebagai penyerang sayap kanan dalam formasi 4-3-3, Di Maria mengambil seluruh peran yang bisa dilakukan seorang pemain. Sebut saja membangun serangan, mengirim umpan matang, hingga mencetak gol ke gawang lawan.
Di Maria dengan bola di kakinya adalah ancaman berbahaya bagi pertahanan Malmo malam tadi. Malmo harus merasakan suasana mencekam selama 84 menit Di Maria berada di lapangan.
Bermula dari gol di menit keempat, Di Maria tak lagi mampu dihentikan barisan belakang Malmo. Malmo bisa sedikit mengucap kata untung karena mereka tak kebobolan gol kedua dari Di Maria.
Gol pertama Di Maria sangat berkelas. Ia berlari dari jarak 40 meter, melakukan umpan 1-2 dengan Marco Verratti, dan terus berlari masuk kotak penalti. Dari sudut yang cukup sempit, Di Maria mengarahkan bola ke tiang jauh dan tak sanggup dijangkau kiper Malmo, Johan Wiland.
Selain gol, babak pertama juga menyajikan kehebatan Di Maria sebagai seorang pengumpan. Pertama, Di Maria melakukan umpan panjang dari daerah pertahanan sendiri dan tepat diterima Zlatan Ibrahimovic.
Kedua, Di Maria mengirimkan umpan terukur dari sisi kiri yang juga membuat Ibrahimovic memiliki kesempatan mencetak gol. Sayang, Ibrahimovic gagal memanfaatkan dua kesempatan itu dengan baik.
Rating TinggiPermainan Di Maria terus konsisten di babak kedua. Lantraran aksinya yang impresif, alur serangan PSG pun sering berpusat pada Di Maria. Pemain-pemain PSG lainnya menaruh kepercayaan penuh pada Di Maria dengan terus mendistribusikan bola kepada mantan pemain Benfica ini.
Begitu Di Maria menerima bola di sisi kiri pertahanan lawan, ia akan melakukan
dribble dengan kecepatan tinggi. Aksi ini bisa berujung pada umpan pendek kepada rekannya ataupun sebuah tusukan berujung tembakan ke gawang.
Di Maria benar-benar menjalankan seluruh perannya dengan baik. Ia tidak terlihat serakah dengan tetap memberikan umpan-umpan matang ke rekan-rekannya, namun terus menunjukkan keagresifan dengan beberapa kali melepaskan tembakan ke gawang.
Betapa hebatnya penampilan Di Maria bisa tergambarkan pada rating yang diberikan situs
Whoscored. Situs penyedia data statistik tersebut memberi angka 9,58 bagi Di Maria, jauh lebih tinggi dari rekan-rekan lainnya di PSG.
"Sebuah kemenangan yang penting bagi kami malam ini. Segalanya berjalan baik dan pastinya sangat menyenangkan bisa memulai Liga Champions dengan sebuah kemenangan," tutur Di Maria seusai pertandingan.
"Kami akan coba untuk terus mempertahankan performa ini dan saya pastinya bahagia bisa mencetak gol perdana untuk PSG," kata Di Maria yang terakhir kali mencetak gol untuk United pada Januari lalu.
Performa Di Maria pada laga lawan Malmo mengingatkan penampilannya semasa memperkuat Real Madrid. Pergerakan cepat dan eksplosif, ditunjang kemampuan
dribble yang mumpuni.
Di Maria bisa bermain kolektif sebagai bagian dari tim namun ia juga bisa menunjukkan aksi individunya saat dibutuhkan. Sentuhan Malaikat milik Di Maria sudah kembali. Pendukung PSG pastinya berharap sentuhan tersebut tak pernah hilang lagi.
[Gambas:Youtube] (ptr/ptr)