Kejamnya Ibu Kota Buat Sriwijaya FC Berjaya
Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 18 Okt 2015 14:44 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Sriwijaya FC lahir karena kejamnya Ibu Kota Jakarta yang tak memberikan banyak ruang bagi Persijatim Jakarta Timur. Mereka pun hijrah ke Sumatera Selatan, bertransformasi, dan menjadi salah satu klub elit di Indonesia saat ini.
Dengan Pemda DKI Jakarta yang hanya berfokus pada Persija Jakarta ketika itu, Persijatim merasa dianaktirikan dan tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
Setelah sempat mengungsi ke Solo dengan nama Persijatim Solo FC, Persijatim akhirnya dijual ke Pemda Sumatera Selatan dan berganti nama menjadi Sriwijaya FC pada tahun 2004.
Dengan demikian, Sriwijaya FC tak perlu menapak dari kasta terbawah kompetisi Indonesia untuk memulai perjuangan mereka.
Tak butuh waktu lama, Sriwijaya FC pun segera menjadi idola publik Sumatera Selatan. Kuatnya dana yang dimiliki Sriwijaya FC membuat mereka tak kesulitan membangun skuat yang tangguh.
Alhasil, tak butuh waktu lama mereka pun menjelma jadi salah satu klub tangguh di Indonesia.
Di musim 2007/2008, mereka jadi klub pertama yang berhasil meraih double winner, Liga Indonesia dan Piala Indonesia dalam musim yang sama.
Setelah itu berbagai gelar pun mereka raih, mulai dari Piala Indonesia 2009 dan 2010, Indonesia Super League 2011/2012, dan Inter Island Cup 2010 dan 2012.
Untuk ukuran klub seumur jagung, prestasi Sriwijaya sudah tergolong sangat hebat. Pada turnamen Piala Presiden ini pun, Sriwijaya sukses mempertahankan identitas mereka sebagai tim tangguh dengan materi pemain berkualitas dan sukses lolos ke babak final.
Sriwijaya FC kini kembali ke Ibu Kota. Tentu sudah makin banyak yang melupakan identitas awal Sriwijaya FC seiring banyaknya gelar yang mereka dapatkan.
Bila sebelumnya kejamnya Ibu Kota turut melahirkan kejayaan bagi Sriwijaya FC, maka pada hari Minggu ini Sriwijaya FC tentunya berharap Ibu Kota menjadi tempat yang tak lagi kejam dan menjadi tempat yang ramah pada mereka.
Meraih trofi Piala Presiden di Jakarta, tempat awal klub ini berdiri, tentunya akan jadi kado yang luar biasa berharga bagi Sriwijaya FC yang bakal berulang tahun ke-11 pada 23 Oktober nanti. (ptr/ptr)
Setelah sempat mengungsi ke Solo dengan nama Persijatim Solo FC, Persijatim akhirnya dijual ke Pemda Sumatera Selatan dan berganti nama menjadi Sriwijaya FC pada tahun 2004.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak butuh waktu lama, Sriwijaya FC pun segera menjadi idola publik Sumatera Selatan. Kuatnya dana yang dimiliki Sriwijaya FC membuat mereka tak kesulitan membangun skuat yang tangguh.
Di musim 2007/2008, mereka jadi klub pertama yang berhasil meraih double winner, Liga Indonesia dan Piala Indonesia dalam musim yang sama.
Setelah itu berbagai gelar pun mereka raih, mulai dari Piala Indonesia 2009 dan 2010, Indonesia Super League 2011/2012, dan Inter Island Cup 2010 dan 2012.
Untuk ukuran klub seumur jagung, prestasi Sriwijaya sudah tergolong sangat hebat. Pada turnamen Piala Presiden ini pun, Sriwijaya sukses mempertahankan identitas mereka sebagai tim tangguh dengan materi pemain berkualitas dan sukses lolos ke babak final.
Sriwijaya FC kini kembali ke Ibu Kota. Tentu sudah makin banyak yang melupakan identitas awal Sriwijaya FC seiring banyaknya gelar yang mereka dapatkan.
Bila sebelumnya kejamnya Ibu Kota turut melahirkan kejayaan bagi Sriwijaya FC, maka pada hari Minggu ini Sriwijaya FC tentunya berharap Ibu Kota menjadi tempat yang tak lagi kejam dan menjadi tempat yang ramah pada mereka.
Meraih trofi Piala Presiden di Jakarta, tempat awal klub ini berdiri, tentunya akan jadi kado yang luar biasa berharga bagi Sriwijaya FC yang bakal berulang tahun ke-11 pada 23 Oktober nanti. (ptr/ptr)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK