Jakarta, CNN Indonesia -- Pebalap Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, berpeluang menjadi pebalap ketiga dalam sejarah balap motor Grand Prix yang mampu merebut gelar juara dunia dengan membalikkan defisit di seri terakhir musim.
Memasuki seri terakhir MotoGP 2015 di GP Valencia, Minggu (8/11), Lorenzo masih tertinggal tujuh poin dari rekan setimnya, Valentino Rossi, di klasemen pebalap sementara. Namun, pebalap 28 tahun itu di atas angin untuk merebut gelar juara dunia.
Hal itu dikarenakan Rossi harus start dari posisi belakang setelah mendapat sanksi akibat menendang Marc Marquez di MotoGP Malaysia, 25 Oktober lalu. Sementara Lorenzo akan memulai balapan dari posisi pole.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya ada dua pebalap sebelumnya yang mampu membalikkan defisit di seri terakhir yang merebut gelar juara dunia kelas primer Grand Prix. Yang pertama adalah Wayne Rainey pada musim 1992.
Sempat tertinggal hingga 65 poin dari Mick Doohan (Honda), Rainey menemukan momen untuk bangkit ketika legenda asal Australia itu mengalami kecelakaan saat menjalani latihan bebas di Assen, Belanda.
Rainey yang memperkuat Yamaha kemudian memangkas ketinggalan hingga menjadi hanya dua poin dari Doohan saat musim memasuki seri terakhir di Sirkuit Kyalami, Afrika Selatan.
Doohan yang tampil belum fit 100 persen, hanya mampu finis di posisi keenam. Rainey sukses meraih podium terakhir untuk membalikkan defisit dua poin menjadi unggul empat poin di akhir musim.
Pebalap kedua yang mampu membalikkan defisit di seri terakhir adalah Nicky Hayden pada musim 2006. Kali ini juga melibatkan Rossi yang unggul delapan poin atas pebalap asal Amerika Serikat itu memasuki seri terakhir di Valencia.
Rossi mengalami kecelakaan, dan meski mampu meneruskan balapan, The Doctor hanya finis di posisi ke-13. Hayden kemudian merebut gelar juara dunia MotoGP 2006 setelah finis di posisi ketiga dan mengakhiri musim unggul empat poin atas Rossi.
(har/har)