Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Federasi Atletik Dunia (IAAF), Sebastian Coe, memutuskan undur diri jadi jabatannya sebagai duta besar produsen alat-alat olahraga asal Amerika Serikat, Nike. Coe yang menerima bayaran £100 ribu per tahun, atau sekitar Rp 2,075 M, untuk menjabat duta Nike telah menduduki posisi tersebut selama 38 tahun.
Dalam satu pekan terakhir, Coe mendapatkan sorotan karena kota Eugene, Oregon, Amerika Serikat, yang merupakan tempat markas besar Nike, ditunjuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Atletik 2021. Coe dituduh memiliki konflik kepentingan terhadap keputusan tersebut.
IAAF sempat menyatakan bahwa Coe bisa saja tetap mengemban jabatan tersebut, namun hal itu ditolak Coe. Eks olimpian asal Inggris itu mengatakan bahwa jabatan tersebut "menjadi halangan bagi tugas 18 jam per hari yang ia lakukan untuk mengembalikan ketenangan kapal yang ia pimpin."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IAAF memang sedang dalam sorotan setelah terungkap skandal doping skala besar yang terjadi di dunia atletik Rusia. IAAF kemudian memberi sanksi Rusia tidak boleh berkompetisi dalam kejuaraan apapun di bawah IAAF.
Jika Rusia tidak memberikan jawaban konkret untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka Rusia bisa dilarang untuk mengikuti Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Skandal doping dibiayai negara yang terjadi di Rusia dianggap hanya menjadi puncak gunung es dari skandal doping yang terjadi di dunia atletik. Ketika terpilih sebagai presiden pada Agustus lalu, Coe yang telah berada di IAAF sejak 2003 lalu berjanji akan membersihkan skandal tersebut.
Coe mengatakan bahwa "kebisingan di sekitar jabatannya sebagai duta Nike tidak bagus baik untuk Nike atau IAAF."
Penyelidikan
BBC mengungkapkan bahwa ketika Coe masih menjadi wakil presiden IAAF, ada surat-surat elektronik yang dikirimkan olehnya kepada presiden IAAF saat itu, Lamine Diack. Coe meminta agar Diack mendukung Eugene sebagai kota penyelenggara Kejuaraan Dunia Atletik.
Hak tuan rumah kemudian diserahkan kepada Eugene pada April 2015 tanpa ada proses pemilihan terlebih dahulu, meski kota Gothenburg di Swedia juga tertarik untuk menjadi tuan rumah ajang tersebut.
Coe yang juga politisi Partai Konservatif Inggris itu membantah bahwa ia melobi petinggi IAAF lainnya untuk menunjuk Eugene sebagai tuan rumah.
(vws)