Smalling Ungkap Ferguson Tak Suka Bek Emosional

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Minggu, 06 Des 2015 15:14 WIB
Sir Alex Ferguson memang menyukai penyerang emosional seperti Wayne Rooney atau Eric Cantona, tapi tidak untuk posisi sebagai pemain belakang.
Sir Alex Ferguson dikatakan tidak menyukai pemain belakang yang emosional. (Shaun Botterill/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemain belakang Manchester United, Chris Smalling, mengungkapkan bahwa mantan manajernya, Sir Alex Ferguson, tidak menyukai bek-bek yang emosional.

Hal inilah yang membuat Smalling tidak bisa mendapatkan tempat di musim-musim pertamanya memperkuat skuat The Reds Devils.

"Sebagai bek, Anda tidak boleh terlalu emosional, Anda tidak boleh bereaksi terlalu berlebihan," kata Smalling dalam wawancara ekslusifnya dengan The Times. "Jika Anda melakukannya, maka Anda akan dihukum."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Smalling menuturkan bahwa ia sempat mengalami kesulitan dan performanya naik turun karena hal ini. Di bawah Ferguson, seorang striker boleh emosional dan meledak-ledak seperti halnya Wayne Rooney atau Eric Cantona. Tapi bagi seorang bek hal itu menjadi kualitas yang tak diinginkan.

Manajer yang menangani MU lebih dari 25 tahun itu lebih senang jika pemain belakangnya berdarah dingin.

"Sebagai bek, sang manajer tak mau melihat penurunan performa. Saya kira peran seorang bek adalah soal keandalan."

Smalling telah melangkah jauh dari masa-masa ketidakstabilan dan kini berubah menjadi salah satu bek paling diandalkan oleh Louis van Gaal. Dari seorang bek emosional, ia kini bisa memimpin lini pertahanan di depan mistar gawang David De Gea.

Ini dilakukan dengan tak mudah. Smalling mengatakan bahwa ia mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri untuk membayar seorang psikolog untuk mengatasi masalah mentalnya ketika bermain.

Ia mengakui bahwa hal ini membantunya mengurai pikiran-pikiran kusut dalam benaknya yang mendorongnya membuat segala sesuatu menjadi lebih rumit.

"Semula saya skeptis tentang hal ini. Anda membayangkan bahwa hal ini semula untuk anak-anak nakal yang perlu direformasi. Dan semula saya berpikir, 'Duh, saya tidak membutuhkan hal ini'," ucap Smalling.

"Tapi sebenarnya tidak seperti itu. Semua orang bisa mendapatkan keuntungan. Bagi saya, manfaatnya adalah bisa membuat pikiran saya fokus."

Bek 26 tahun itu kemudian menuturkan ia menggunakan bantuan sang psikolog itu dua kali sebulan, dengan satu sesi yang berlangsung beberapa jam.

Mengingat bagaimana Smalling kini menjadi bagian yang sukar tergantikan dari lini pertahanan van Gaal, kemauannya untuk terbuka pada sang psikolog kini terbukti berhasil. (har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER