Alan Pardew Gerah Pelatih Inggris Dipandang Sebelah Mata

Vetriciawizach | CNN Indonesia
Senin, 07 Des 2015 05:58 WIB
Manajer Crystal Palace menyoroti minimnya jumlah pelatih Inggris yang menduduki kursi arsitek tim-tim papan besar Liga Primer Inggris.
Alan Pardew mengatakan bahwa ia kesal karena pelatih Inggris dipandang sebelah mata. (REUTERS/Eddie Keogh)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajer Crystal Palace, Alan Pardew, menyoroti semakin meningkatnya jumlah manajer asing di Liga Primer Inggris sehingga para manajer lokal tidak mendapatkan tempat lagi terutama di tim-tim papan atas.

"Ketika ada lowongan di Liga Primer Inggris, tiga hingga empat nama yang terdengar di media adalah orang asing," kata Pardew dalam wawancara eksklusifnya dengan The Times.

Pardew adalah manajer yang kini membawa Palace menduduki peringkat tujuh klasemen Liga inggris. Ia juga menjadi sosok yang membikin Newcastle United ke peringkat lima Liga Inggris sebelum akhirnya menjalani musim yang berat bersama The Magpies pada 2014/2015.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di musim lalu, Pardew direkrut sebagai pelatih Palace di paruh musim kedua dan menyelamatkan mereka dari jurang degradasi.

Pardew merasa bahwa kini pelatih Inggris semakin dipandang sebelah mata.

"Ini mulai mengganggu saya, saya tak mendengar banyak orang yang menaikkan nama pelatih dan manajer Inggris, dan tidak ada manajer Inggris lainnya di tim papan atas."

Pardew kemudian membela diri dari kritikan yang mengatakan bahwa pelatih Inggris lebih arogan dari pada pelatih asing. Menurutnya sikap ini wajar diambil terutama mengingat perlakuan media pada para pelatih Inggris.

"Media lebih keras pada kami. Kami pasti akan 'dibunuh' jika memberikan beberapa sesi wawancara yang dilakukan oleh para pelatih asing. Untuk para pelatih asing mereka mendapatkan cap 'Percaya diri luar biasa' tapi ini berbeda untuk para pelatih Inggris."

Pardew sendiri mengaku tidak mempermasalahkan serangan-serangan yang ia dapatkan dari media dan tidak terlalu memusingkannya.  

"Saya tak membawanya pulang. Saya tak mau menyetir dengan ugal-ugalan. Saya membuangnya. Saya tidak terlalu tenggelam dalam pertandingan. Bahkan saya terkadang tidak meninjau ulang pertandingan kami. Yang sudah biarlah sudah."

"Di hari minggu, saya bisa memutuskan untuk tidak melihat pertandingan dan menonton film saja."

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER