Membedah Mitos Van Gaal yang Membosankan

Martinus Adinata | CNN Indonesia
Minggu, 17 Jan 2016 13:08 WIB
Louis van Gaal, pelatih kawakan yang merupakan penganut filosofi Total Football, mendapatkan cap membosankan di Liga Inggris. Apa alasannya?
Manchester United sering kali mendapatkan predkat membosankan dari pengamat pertandingan. (Reuters / Carl Recine)
Jakarta, CNN Indonesia -- Telah melakoni 76 pertandingan di berbagai ajang bersama Manchester United, Louis van Gaal kini dicap 'membosankan' setelah Setan Merah mendapatkan hasil negatif dalam beberapa pertandingan ke belakang.

Manajer asal Belanda yang telah menghabiskan 234,54 juta poundsterling selama menangani ManUtd itu dianggap tak mampu menampilkan permainan atraktif dan menyerang yang rutin disaksikan publik Old Trafford di era Sir Alex Ferguson.

Predikat 'membosankan' itu bahkan kini semakin melekat dengan Van Gaal, sehingga manajer berusia 64 tahun itu santer dikabarkan akan segera kehilangan kursinya di ManUtd.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, apakah predikat baru Van Gaal itu pantas melekat pada dirinya?

Jika menilik dari segi prestasi yang telah diraih Van Gaal, arsitek ManUtd itu sebenarnya tak terlalu membosankan. Sepanjang 25 tahun berkarier sebagai pelatih, ia telah membawa pulang 19 piala.

Van Gaal selalu memastikan lemari piala setiap klub yang ia tangani tak berdebu lantaran minim gelar, kendati tren itu belum berlanjut di ManUtd.

Akan tetapi, jika membandingkan Van Gaal dengan Ferguson yang telah melegenda di Old Trafford. Mantan arsitek Barcelona dan timnas Belanda itu memang bisa dibilang menjemukan.

Hal ini terlihat dari jumlah poin dan rata-rata gol antara keduanya.

Dalam hal poin, Ferguson memiliki catatan 2,10 poin per pertandingan dari 1158 laga yang telah dilakoni bersama Setan Merah di berbagai ajang.

Catatan tersebut jauh mengungguli Van Gaal yang rata-rata hanya mampu mendulang 1,76 poin per pertandingan dari 76 laga yang telah dilakoninya di Manchester.

Ferguson juga mengungguli Van Gaal soal urusan mencetak gol dengan 1,96 gol per pertandingan berbanding 1,54 gol per laga.

Bahkan, catatan Van Gaal masih kalah dibandingkan manajer flop Setan Merah, David Moyes, yang mampu membuat lini depan ManUtd mencetak 1,71 gol per pertandingan.

Wayne Rooney yang sempat kehilangan ketajaman di paruh musim pertama. (Reuters / Andrew Yates)

Minim Gol = Membosankan

Jika menjadikan gol sebagai ukuran permainan sebuah tim menarik atau tidak, permainan Setan Merah pada musim ini memang jauh dari kata atraktif jika dibandingkan dengan penghuni tiga besar: Arsenal, Leicester City, dan Manchester City.

Dengan 27 gol yang telah disarangkan Wayne Rooney dkk dari 21 pertandingan Liga Primer sejauh ini, ManUtd rata-rata menciptakan 1,33 gol per pertandingan, masih tertinggal dari Arsenal (1,8 gol per pertandingan, Leicester (2,13 gol per pertandingan), dan ManCity (2 gol per pertandingan).

ManUtd lagi-lagi jauh tertinggal jika dilihat dari soal peluang tercipta. Mereka baru menghasilkan total 167 kesempatan, tertinggal dari Arsenal (260 kesempatan), Leicester (216 kesempatan), dan ManCity (259 kesempatan).

Selain itu, seringnya laga ManUtd berakhir dengan hasil imbang tanpa gol juga semakin mengesahkan status membosankan yang melekat pada tim asuhan Van Gaal tersebut.

Bahkan, selama LVG menangani ManUtd, 13,2 persen hasil laga berakhir dengan hasil imbang 0-0. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan hasil imbang tanpa gol yang pernah diraih Ferguson (6,9 persen), Moyes (5,9 persen), hingga manajer legendari Setan Merah, Sir Matt BUsby (5,2 persen).

Tak pelak, catatan-catatan itu membuat beberapa mantan penggawa ManUtd seperti Andrei Kancheskis hingga Paul Scholes berlomba-lomba mengkritik kubu Van Gaal.

Kendati hampir sepanjang musim Van Gaal terus menepis kritikan itu dengan kepercayaan diri tinggi, mantan bos timnas Belanda itu akhirnya mengakui permainan timnya memang membosankan.

Van Gaal sendiri beralasan produktivitas timnya rendah lantaran tim lawan seringkali bermain bertahan ketika menghadapi ManUtd. Memang, tak jarang Setan Merah mendominasi jalannya pertandingan tetapi kesulitan menemukan momentum tepat untuk menjebol gawang lawan.

Jika berbicara mengenai penguasaan bola, dengan rata-rata 59,8 persen penguasaan bola di setiap pertandingan, ManUtd merupakan tim dengan penguasaan bola terbaik pada musim ini jika dibandingkan dengan ManCity (57.7 persen) atau Chelsea (57.1 persen).

Akan tetapi, tanpa gol yang mengalir, sekedar mendominasi penguasaan bola jelas tak membuat puas publik Old Trafford. (vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER