Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak 2004 silam, belum sekalipun skuat Arsenal kembali mengangkat trofi Liga Inggris. Dan, selama lebih dari satu dekade, Arsenal selalu menjadi favorit serta penantang serius untuk memburu gelar juara. Itu termasuk pada tahun ini.
Hingga pekan ke-25 Liga Inggris musim 2015/16, Arsenal berada di peringkat ketiga klasemen dengan jumlah poin 48. Jumlah itu sama dengan klub sekota, Tottenham Hotspur yang berada di peringkat kedua.
Sementara itu di peringkat pertama adalah klub yang musim lalu hampir degradasi, Leicester City. Leicester berada di puncak dengan torehan 53 poin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Leicester adalah tim yang akan dijamu Arsenal pada akhir pekan ini. Andai Arsenal berhasil menang, selisih poin pun akan terpangkas dan
The Gunners memiliki peluang mencapai puncak klasemen.
Namun, langkah skuat yang diarsiteki Arsene Wenger itu belum pasti mulus. Arsenal baru sekali menang dalam laga Liga Inggris dalam lima laga terakhir. Kemenangan itu diperoleh atas AFC Bournemouth pada pekan ke-25.
Sementara itu di kubu tim tamu dalam dua laga terakhir mendapat hasil positif yang mencengangkan atas tim elite. Setelah menekuk Liverpool 2-0 di kandang sendiri, pada pekan lalu Leicester menekuk Manchester City di hadapan publiknya sendiri dengan skor 3-1.
Setelah menjamu Leicester, Wenger tak bisa bernafas tenang dengan cepat. Pasalnya manajer yang tahun ini berusia 66 itu akan membawa anak-anak asuhnya ke markas Manchester United, 28 Februari 2016.
Kemudian, setelah laga pekan ke-27 di Stadion Old Trafford itu Arsenal masih harus menghadapi tim-tim berat. Sebut saja derby London Utara melawan Tottenham Hotspur yang harus dihadapi pada pekan ke-29. Pada paruh pertama Arsenal dan Spurs bermain imbang 1-1 di Stadion Emirates, 8 November 2015.
Selang dua pekan, Arsenal kemudian harus melawat ke kota Liverpool untuk menghadapi tuan rumah Everton yang pada paruh pertama dikalahkannya 2-1 di Stadion Emirates.
Kemudian pada pekan ke-33, skuat
The Gunners harus bertamu ke kandang tim pembunuh raksasa, West Ham United. Pada paruh pertama Arsenal kalah dari West Ham 0-2 di kandang sendiri.
 Petr Cech seharusnya menjadi durian runtuh bagi ketangguhan lini belakang Arsenal. (Reuters/John Sibley) |
Setelah itu, satu-satunya laga yang di atas kertas berat bagi skuat asuhan Wenger adalah di pekan kedua sebelum musim berakhir yakni melawat ke kandang Manchester City.
Andai pada kenak ke-26 nanti Arsenal kalah dari Leicester, akan sulit bagi Wenger untuk menjadi penantang serius memburu gelar juara Liga Inggris.
Dengan Leicester saja yang kini berada di puncak selisih poin Arsenal akan menjadi delapan poin. Dan, di sisa 12 laga tersisa akan sulit bagi
The Gunners untuk memburu peruntungannya.
Mantan bek Arsenal Martin Keown yang kini menjadi komentator sepak bola mengatakan satu cara untuk mematikan penyerang Leicester yang tengah naik daun, Jamie Vardy, adalah dengan menempatkan orang lebih dulu dibandingnya untuk mendapatkan bola.
"Dia (Vardy) tengah percaya diri secarang dan kemampuannya untuk mengubah arah dengan cepat, dan berputar, dan berlari ke kotak penalti sulit dilewati. Sebagai seorang bek, anda jangan mencoba untuk meluncur dan mengadangnya. Anda harus berada di sana lebih dulu sebelum dia. Anda harus bisa mengantisipasi dan membaca permainan," kata Keown yang pernah memperkuat Arsenal kurun waktu 1993-2004 setelah menimba ilmu di sana dari 1980-1986.
Keown yang kini menjadi komentator di situs
Daily Mail itu menilai Vardy akan selalu menginginkan bola diluncurkan ke belakang bek sehingga ia bisa berlari secepatnya.
Keown menilai sebaiknya Wenger menurunkan duet lini belakang Laurent Koscielny bersama Per Mertesacker. Pasalnya ia menilai pengalaman dan ketenangan menjadi kunci untuk menghadapi penyerang-penyerang eksplosif Leicester.
"Gabriel (bek sentral lainnya) jauh dari sempurna saat melawan Bournemouth). Sebagai seorang bek tengah dengan langkah bagus, anda harus menggunakannya dengan baik. Anda harus menggunakannya dengan hemat. Anda jangan mengambil risiko menggunakan kecepatan dengan bebas-Anda hanya perlu ketika membutuhkannya."
Dan, tentu saja, musim ini seharusnya menjadi musimnya Arsenal untuk kembali mengangkat trofi.
The Gunners memiliki dua pemain luar biasa yakni Alexis Sanchez yang eksplosif dan si Raja Assist Mesut Oezil. Tim itu pun mendapatkan durian runtuh dengan kehadiran Petr Cech di bawah mistar gawang.
Semua itu kemudian didukung kekuatan Olivier Giroud dan kecepatan Theo Walcott serta Alex Oxlade-Chamberlain. Di lini tengah, Arsenal bukanlah tim sederhana. Kehadiran Santi Cazorla, Aaron Ramsey, Jack Wilshere, Mikel Arteta, Tomas Rosicky, Manuel Flamini, dan Francis Coquelin menjamin keseimbangan.
Kalah dari Leicester, maka akan semakin sulit bagi Arsenal.
(kid)