Jakarta, CNN Indonesia -- Penghentian kompetisi sepak bola nasional tak lantas memupus asa para pesepak bola muda untuk mengejar prestasi setinggi langit. Sebagian dari mereka justru berani bersaing di luar negeri untuk meretas mimpi menjadi pemain bintang.
Adam Alis Setyano dan Ryuji Utomo adalah dua pemain muda yang pernah mencicipi ketatnya persaingan di luar negeri. Kedua pemain yang terlibat dalam agensi Munial Sports Grup (MSG) ini berkesempatan tampil di Liga Bahrain.
Adam bermain di Liga Primer Bahrain bersama East Riffa, sementara Ryuji membela Al Najma yang tampil di level kasta kedua. Namun, keduanya punya segudang motivasi untuk menembus skuat utama di klubnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adam Alis misalnya. Mantan pemain Persija Jakarta ini harus mengalahkan ketakutannya sendiri terhadap kendala bahasa. Maklum, pria kelahiran Jakarta ini tak fasih berbahasa Inggris, apalagi Arab, bahasa ibu dari Bahrain.
"Saya sempat takut soal bahasa. Tapi, akhirnya saya nekat berangkat setelah diyakinkan Pak Muly (Mulyawan Munial, pemilik MSG) bahwa bahasa sepak bola itu universal," kata Adam Alis saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di kawasan Jakarta Selatan, belum lama ini.
Kecemasan Adam soal bahasa tak langsung hilang ketika tiba di Bahrain. Bahkan, ia sempat membuat kesal sang pelatih di sesi latihan awal.
"Karena kebingungan membalas omongan pelatih, saya jawab,
'Yes, yes, I understand'. Tapi ternyata yang saya lakukan di lapangan tidak sama dengan yang ia instruksikan, saya sering salah jadinya. Dia kesal sampai geleng-geleng kepala," ujar Adam sambil tertawa lebar.
Setelah kejadian tersebut, Adam menjadi lebih fokus mencerna penjelasan pelatih Ali Isa Al Sidoon. Bahkan, ia menjadi salah satu pemain asing kesayangan sang pelatih.
Tambah Porsi LatihanGelandang serang 22 tahun itu pun menambah porsi latihan individu. Jika sesi latihan digelar sore hari, maka Adam berlatih sendiri di pagi hari. Ini dilakukan untuk menjaga stamina tubuhnya untuk mengimbangi karakter permainan cepat Liga Bahrain.
Bintang timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2015 itu dipercaya tampil sebanyak enam laga dari sembilan pertandingan East Riffa. Meski telah berupaya maksimal, kontrak kerja Adam tidak berlanjut.
Manajemen East Riffa memilih untuk tidak memperpanjang kontrak Adam di putaran kedua kompetisi. Mereka memilih untuk mendatangkan striker asing untuk menggantikan penyerang lokal yang dibekap cedera panjang.
"Pelatih pernah bilang suka permainan saya, tapi keputusan ini soal prioritas. Setidaknya sudah berusaha maksimal dan mendapat pengalaman berharga di sana. Saya juga tidak lagi mencemaskan soal bahasa," ujar pemain binaan Persigawa Selatan itu.
 Setelah kembali ke Indonesia, Ryuji Utomo menjalani latihan rutin meski kompetisi sepak bola nasional terhenti untuk sementara. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Tak jauh berbeda dengan Adam Alis, karier Ryuji di Liga Bahrain pun terhenti di putaran pertama. Kontrak bek 20 tahun itu juga diputus karena kebutuhan tim.
"Manajemen klub dan pelatih bicara ke saya, katanya dibutuhkan slot Asia untuk pemain depan. Jadi, saya terpaksa dilepas," ujar Ryuji.
Mantan bek Mitra Kukar tersebut sebenarnya nyaris tampil sebagai pemain utama di setiap laga. Ia hanya absen sebanyak dua laga akibat cedera tendon.
Momen Terindah Ryuji Cetak GolPengidola Hamka Hamzah itu berhasil menyumbangkan sebiji gol untuk Al Najma. Gol itu dilesakkan ke gawang Al Tadamun Buri dalam lanjutan Liga Bahrain Divisi II pada 19 Desember 2015.
Ryuji mencetak satu dari empat gol kemenangan Al Najma ke gawang Al Tadamun. Gol Ryuji tercipta hasil ketepatan waktu melakukan overlap ke kotak penalti lawan dengan memanfaatkan bola rebound dari kesalahan antisipasi kiper.
"Gol itu jadi kenangan terindah saya bersama Al Najma. Mencetak gol pembuka sekaligus mengantarkan tim ke peringkat kedua klasemen pada waktu itu." kenang Ryuji.
Meski hanya mendapat kesempatan selama setengah musim di Al Najma, banyak hal yang dipetik Ryuji. Ia mendapat banyak tambahan pengalaman dari sepak bola Bahrain yang lebih mengandalkan mobilitas tinggi.
"Manajemen di Al Najma amat teratur dan tidak pernah mengalami keterlambatan gaji. Kualitas pemain lokal di Bahrain juga lumayan bagus, ngotot, dan berkarakter cepat. Tapi, sebenarnya kualitas pemain Indonesia juga tidak kalah dengan mereka," ungkap Ryuji.
Peran Rudy Eka PriyambadaKeberadaan Ruji dan Adam di Bahrain tidak terlepas dari peran Rudy Eka Priambada. Asisten pelatih Al Najma itulah yang membuka jalan seleksi kepada para pemain muda Tanah Air.
Rudy merupakan pelatih termuda Tanah Air yang memegang lisensi kepelatihan A AFC. Ia sempat menjabat asisten pelatih Mitra Kukar hingga diangkat sebagai pelatih kepala menggantikan Scott Cooper di Liga Super Indonesia (ISL) 2015 sebelum akhirnya dihentikan pada Mei 2015.
Mantan asisten pelatih timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri itu pun akhirnya mencoba peruntungan bersama Al Najma pada Agustus 2015. Selain menjabat asisten pelatih, ia ditunjuk sebagai direktur pembinaan usia muda di klub tersebut.
Pergaulan luas Rudy di Bahrain membuka peluang kepada talenta lokal Indonesia termasuk Adam dan Ryuji. Namun, Rudy tidak ikut campur dalam keputusan pemutusan kontrak kedua pemain tersebut.
"Meski sering berkomunikasi, tapi Mas Rudy seorang profesional. Dia tidak membedakan saya dengan pemain lain dalam tim," kata Ryuji yang tergabung dalam tim yang sama dengan Rudy.
(jun)