LIPUTAN KHUSUS

Mengintip Pembinaan Persib di Era Transisi

Ahmad Bachrain & Arby Rahmat | CNN Indonesia
Senin, 14 Mar 2016 10:06 WIB
Sejak era kemandirian, klub-klub anggota Persib kini di bawah asuhan Asosiasi Kota dan secara tegas terpisah dari PT. PBB.
Ilustrasi Persib Bandung. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di era Perserikatan, Persib Bandung dan klub-klub anggotanya seperti dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Setiap kebijakan penting selalu melibatkan suara-suara dari anggota yang berjumlah 36 klub itu.

Peta kompetisi di Tanah Air pun berubah. Perlahan tapi pasti, klub dituntun profesional.

Sejak 2007, PT Liga Indonesia mulai mendorong klub agar lebih profesional. Salah satu syarat utamanya adalah pembentukan perseroan terbatas (PT) yang mencirikan sebuah klub layaknya perusahaan. Struktur organisasinya pun dibuat seperti halnya dalam PT.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Umum Persib saat itu, Dada Rosada, pun mengadaptasi perubahan itu. Tepat pada 2009, Persib mencoba mendaftarkan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) sebagai salah satu syarat untuk menuju profesionalitas.

Perubahan struktur ini lantas menuntut penyesuaian anatomi Maung Bandung lainnya. Melalui perubahan itu, Persib tak lagi mengikat diri dengan 36 klub anggotanya itu.

Terlebih pada 2012 ketika era Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah diharamkan untuk klub profesional. Persib harus memulai masa transisi ini dengan mengundang investor dari pengusaha lokal, maupun luar kota Bandung.

Keterputusan Persib dengan klub anggotanya semakin kentara. Di bawah investor baru, salah satu perusahaan besar, tuntutan untuk mengangkat merek dagang Persib sangat besar.

Salah satunya adalah dengan mendongkrak prestasi. Salah satu upayanya adalah dengan mendatangkan mayoritas pemain bintang dari luar Bandung.

Tak lama setelah itu, pada 2013, Persib mencoba membangun lagi dari awal fondasi pembinaan dengan membuat Diklat Persib. Pertanyaannya, bagaimana posisi 36 klub anggota saat ini, terutama terkait kontribusinya dari segi pembinaan?

Menurut Wakil Manajer Diklat Persib, Laga Sudarmadi, sejak bergantinya struktur organisasi menjadi PT PBB, klub-klub anggota Persib dulu, kini berada di bawah Asosiasi Kota (Askot) Bandung.

"Berbicara sejarah, dulu Persib dipunyai oleh 36 PS (Persatuan Sepak Bola) yang ada di Kota Bandung. Itu waktu zaman perserikatan. Sudah eranya profesional, ganti jadi PT PBB yang menaungi seluruh kegiatan baik yang senior ataupun diklat Persib," ujar Laga.

"Sekarang kalau bicara kedudukan Diklat Persib, memang Diklat Persib yang sekarang dipimpin Pak Yoyo (Adireja) sebagai General Manager, kedudukannya di bawah naungan PT PBB."

Meski demikian, menurutnya Persib mencoba tak lantas menghilangkan hubungan dengan klub-klub anggotanya yang kini berada di bawah Askot Bandung. Utamanya adalah hubungan historis dari klub-klub tersebut sehingga tetap membuka partisipasi 36 klub anggotanya.

"Sekarang kepembinaannya dari era PT PBB itu tetap, kami membina juga dari 36 PS. Dari diklat Persib juga diutamakan dari 36 PS," terang Laga. Caranya, ia menambahaknan, 36 PS itu mengadakan kompetisi yang rutin, yang dilaksakan oleh Askot Bandung.

"Dari situ, kami mengirimkan talent scout dari Diklat Persib. Head coach yang ada di diklat Persib itu memantau untuk mencari mana pemain yang bagus," tutur Laga.

"Hasil kompetisi itu kami saring. Kalau sudah disaring, tahapan berikutnya adalah kami tes juga. Setelah itu baru kami saring lagi karena kuota dari diklat Persib itu tidak terlalu banyak, kurang lebih 30 pemain per angkatan."

Sistemnya seleksinya juga berlaku degradasi dan promosi. "Jadi tetap bahwa diklat Persib itu melaksanakan prestasi dan degradasi juga. Berdasarkan apa? Berdasarkan informasi dari head coach," terang Laga.

Dengan demikian, Diklat Persib di bawah naungan PT PBB yang mulai lebih proaktif memilih bakat-bakat pemain muda dari 36 klub anggota. Menurutnya, klub-klub tersebut jadi prioritas pemilihan sebagai pertimbangan moral bahwa bakat-bakat dari Bandung dan Jawa Barat yang lebih diutamakan, sebagai identitas Persib.

"Tapi kami juga tetap tak menutup kesempatan bagi talenta muda di luar Jawa Barat untuk menempa bakat mereka di sini." (bac)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER